Arif Budimanta Luncurkan Buku Pancasilanomics

Buku Pancasilanomics lahir dari refleksi konseptual mengenai kehidupan perekonomian nasional yang berlandaskan Pancasila.

oleh Bawono Yadika diperbarui 07 Okt 2019, 15:26 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2019, 15:26 WIB
Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional, Arif Budimanta meluncurkan buku karangannya yang berjudul "Pancasilanomics : Jalan Keadilan dan Kemakmuran".
Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional, Arif Budimanta meluncurkan buku karangannya yang berjudul "Pancasilanomics : Jalan Keadilan dan Kemakmuran".

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta meluncurkan buku yang berjudul "Pancasilanomics : Jalan Keadilan dan Kemakmuran".

Dia menjelaskan, buku Pancasilanomics lahir dari refleksi konseptual mengenai kehidupan perekonomian nasional yang berlandaskan Pancasila.

"Bagi kita sebagai bangsa, konsensus bersama itu Pancasila. Pancasila sebagai platform yang mengatur perekonomian nasional dapat kita artikulasikan sebagai ekonomi pancasila atau dapat kita sebut juga dengan Pancasilanomics," terangnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Dia berpendapat, masalah ekonomi bukan hanya persoalan angka semata, namun juga aspek kelembagaan. Setidaknya ada tiga corak penting dalam sistem tersebut yaitu Pancasila adalah jiwa atau ruh jalannya sistem perekonomian; tidak anti pasar, tetapi dimaknai sebagai resultante relasi sosial antara kekuasaan dan modal; serta negara harus hadir untuk mendukung dan menopamg pelaku pasar yang lemah dan terlemahkan.

"Apabila kita menerapkannya dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan kebangsaan kita, dalam kehidupan perekonomian nasional, kita dapat keluar dari middle income trap (jebakan pendapatan menengah), kejemuan pertumbuhan 5 persen, ketimpangan, dan kita akan terus berjalan menuju Indonesia maju, Indonesia merdeka yang adil dan makmur," tegasnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kerangka Kerja dan Implementasi

BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebutkan buku tersebut tidak hanya memaparkan dasar ekonomi Pancasila sebagaimana Pasal 33 Undang-Undang 1945, namun dalam kerangka kerja dan implementasi.

"Pandangan ekonomi Pancasila bukan anti pasar, tetapi memberi peluang bagi pemerintah sebagai regulator untuk melakukan intevensi," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya