Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 14 emiten yang tercatat masuk dalam portofolio saham milik perusahaan asuransi khusus TNI dan Polri, PT Asabri, mengalami kerontokan nilai. Nilai saham yang didekap oleh Asabri ini anjlok hingga 80-90 persen.
Menurut pengamat pasar modal Budi Frensidy, hal itu dikarenakan saham-saham yang miliki rata-rata adalah saham small cap, alias rentan dimainkan oleh sebagian pihak demi meraup keuntungan pihak tertentu.
Lantas, apakah Asabri terindikasi tersandung skandal seperti yang dialami Jiwasraya kini?
Advertisement
Baca Juga
Menteri BUMN Erick Thohir mengaku, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum mengeluarkan audit apapun untuk Asabri, berbeda dengan Jiwasraya.
"Ini baru Jiwasraya. BPK sudah keluarkan audit untuk Jiwasraya, kalau Asabri belum ada," ujarnya di Kementerian BUMN, Jumat (10/1/2020).
Lebih lanjut, dirinya juga enggan berkomentar apapun karena belum mengetahui laporan mengenai Asabri.
"Saya belum siap bicara soal Asabri karena belum tahu. Belum tahu, orang belum review," ungkapnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Sebesar Jiwasraya
Analis saham dari Universal Broker Indonesia, Satrio Utama memperkirakan, jika Asabri terindikasi skandal, dampaknya tidak akan sebesar Jiwasraya.
Hal itu dikarenakan saham yang terdapat dalam portofolio jelas dan pergerakannya menggunakan pola Pump and Dump.
"Biasanya pergerakan harga beli dan jual lebih pesat, tidak wajar ditemui dalam mekanisme pasar," ungkapnya kepada Liputan6.com.
Advertisement