Waralaba jadi Sektor yang Tahan Guncangan di Tengah Wabah Corona

UKM dan waralaba jadi bisnis yang mampu menjadi garda terdepan penyelamat ekonomi kerakyatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mar 2020, 10:08 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 10:08 WIB
Waralaba Lokal Banyak yang Tak Berizin
Proporsi waralaba asing dalam hal kepemilikan STPW jauh lebih besar dibandingkan waralaba lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Masih segar di ingatan kita ketika krisis ekonomi melanda Indonesia kurun waktu 1997-1998. Tercatat sejumlah perusahaan multinasional dan raksasa banyak yang tumbang akibat gejolak reformasi yang berakibat pada krisis moneter.

Namun, ada catatan baik yang ditorehkan para pelaku bisnis UKM dan waralaba yang tidak terlalu mengalami depresi berlebihan dari krisis tersebut. Usaha mereka yang menyentuh akar rumput dinilai sebagai satu-satunya bisnis yang mampu menjadi garda terdepan penyelamat ekonomi kerakyatan.

Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia AFI Anang Sukandar mengatakan, hal tersebut juga terjadi saat ini. Di tengah kondisi mewabahnya virus Covid 19 atau virus corona ditambah ancaman resesi global yang membayangi negara-negara berkembang bahkan maju di belahan dunia, industri waralaba (franchise) di Indonesia justeru terus mengalami pertumbuhan dan pergeseran setiap tahunnya.

Meski diakui, tidak sedikit pula yang pada awalnya begitu cemerlang kemudian mandeg bahkan gugur karena tidak sanggup menghadapi persaingan. Walaupun begitu, faktanya masih ada puluhan merek bisnis franchise yang sejak 10 tahun terakhir masih bertahan dan terus berusaha untuk ekspansi.

"Merek-merek waralaba Indonesia jangan sampai kalah dengan merek waralaba dari luar. Old Changki, merek dari Singapura yang hanya jual Camilan bisa laku. Masa merek Indonesia yang camilannya enak enak ga bisa Go International. Jangan mau kalah," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/3/2020).

Melihat fakta-fakta tersebut, Majalah Franchise bersama Asosiasi Franchise Indonesia mencoba menelusuri merek-merek franchise yang masih konsisten bertumbuh di sepanjang 2019.

Berbeda dengan survei sebelumnya, survei Market Leader pada tahun 2020 ini mengalami perbaikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Perbaikan yang dicoba dilakukan adalah survey dilakukan dengan mengambil sampel tahun 2019, serta menambahkan nilai koreksi yaitu nilai investasi, disamping jumlah gerai yang dimiliki. Hasil yang didapatkan dari proses ini relatif lebih menggambarkan nilai bisnis merek franchise tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Merek yang Miliki Keunggulan

20161125- Pameran Indonesia Franchise & SME Expo IFSE-Jakarta-Angga Yuniar
Pengunjung melihat pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (25/11). Diharapkan pengunjung dapat melihat peluang usaha yang ditawarkan oleh industri waralaba Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian merek yang menjadi Market Leader adalah merek-merek yang memiliki keunggulan nilai bisnis dalam menjalankan bisnis franchise , berhasil menggaet franchise e dengan nilai bisnis terbesar. Lebih dari itu merek franchise yang menjadi Market Leader akan langsung dipahami sebagai merek yang berhasil meraup rupiah terbanyak melalui bisnisnya.

Rofian Akbar, Pemimpin Majalah Franchise Indonesia mengatakan, peraih Franchise dan BO Market Leader 2020 adalah merek yang menjadi market leader yang sesungguhnya di tahun 2019.

“Karena mereka tidak hanya memimpin dalam jumlah gerai yang dimiliki, tetapi memiliki bisnis terbesar per kategori produk tersebut,” katanya.

Tujuan survei market leader, menurut Rofian, untuk mengetahui posisi merek-merek franchise dan BO yang memimpin dalam jumlah gerai di kategori bisnisnya masing-masing. Mereka yang terpilih juga relative konsisten mencatatkan pertumbuhan bisnisnya sepanjang 2019.

Survei dilakukan dengan pola kombinasi Primary Data research (menggunakan metode sensus) serta Secondary Data Research yang didapatkan dari berbagai sumber terpercaya dan terkonfirmasi, seperti media, website, media sosial, brosur, dll Survei dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2019 terhadap 800 merek Franchise dan Business Opportunity yang terdata di Database Majalah Franchise Indonesia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya