Tak Lolos Seleksi Kartu Prakerja? Ini yang Harus Dilakukan

Seperti diketahui jumlah penerima manfaat kartu Prakerja gelombang pertama yang lolos mencapai 168.111 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 19:10 WIB
Jokowi Ajak Kaum Milenial Untuk Tidak Golput di Festival Satu Indonesia
Calon Presiden petahana Joko Widodo saat memberikan pidato politiknya pada acara Festival Satu Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/3). Pada pidatonya Jokowi mengenalkan kartu prakerja bila terpilih. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Pelaksana Kartu Prakerja, Rudy Salahudin, meminta kepada masyarakat untuk tidak berkecil hati jika belum mendapatkan kesempatan menjadi peserta program kartu Prakerja. Sebab bagi masyarakat yang sudah mendaftar, memiliki kesempatan untuk ikut mendaftar kembali di gelombang selanjutnya.

"Bagi masyarakat yang saat ini belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan Kartu Prakerja sebenarnya tidak perlu mengulang untuk mendaftar kembali hanya masuk ke dalam website dan mengklik untuk berikutnya hanya itu saja pekerjaan yang diperlukan untuk tetap mempunyai peluang untuk mendapatkan kartu Prakerja," kata dia dalam video conference di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Rudi menyadari antusiasme program Kartu Prakerja ini cukup tinggi. Berdasarkan data malam kemarin jumlah yang mendaftar untuk program kartu pra kerja mencapai 8 juta lebih. Sementara setiap gelombangnya, pemerintah hanya membuka kursi sekitar 200 ribuan orang.

Seperti diketahui jumlah penerima manfaat kartu Prakerja gelombang pertama yang lolos mencapai 168.111 orang. Sedangkan peserta yang lolos di gelombang kedua besarannya naik menjadi 288.154 orang.

Sehingga tidak menutup kemungkinan, bagi para peserta yang yang sudah mendaftar dapat memanfaatkan di gelombang selanjutnya. "Ini menandakan bahwa antusiasme masyarakat terhadap Prakerjaini cukup tinggi," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Ekonom Nilai Kartu Prakerja Tak Cocok Jadi Program Semi Bansos

Capres petahana Jokowi menunjukkan contoh kartu prakerja, yang merupakan program baru bila terpilih kembali di Pilpres mendatang. (Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin)
Capres petahana Jokowi menunjukkan contoh kartu prakerja, yang merupakan program baru bila terpilih kembali di Pilpres mendatang. (Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin)

Sebelumnya, ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, menilai Kartu Prakerja tidak tepat dijadikan program semi bantuan sosial (bansos) selama masa pandemi virus corona (Covid-19).

Piter menganggap bahwa program Kartu Prakerja hanya mempersulit penerima bantuan dalam mendapatkan insentif yang kini dibutuhkan, sebab harus mengikuti serangkaian pelatihan untuk mendapatkannya.

 

"Persoalan kita saat ini adalah bahwa kartu Prakerja itu sebenarnya memang kurang pas dengan kondisi yang ada sekarang ini," ujar Piter dalam sesi teleconference, Rabu (29/4/2020).

Menurut dia, bantuan dari pemerintah dalam kondisi gawat ini semustinya dalam bentuk yang lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, dan bentuk bantuan lainnya yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dia menyatakan, insentif yang diberikan program Kartu Prakerja dalam bentuk pelatihan atau kursus digital tidak akan cukup untuk masyarakat yang kehilangan pekerjan akibat pandemi corona.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya