Mantan Kepala SEC Gensler kritik Kripto, Tapi Bitcoin Dikecualikan

Penting bagi individu untuk menilai risiko pribadi mereka dan memeriksa fundamental yang mendasarinya, dengan mencatat bahwa token kripto hanya didorong oleh sentimen.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 18 Apr 2025, 18:01 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2025, 18:01 WIB
Ilustrasi kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Gary Gensler sekali lagi menyuarakan kekhawatirannya terhadap industri kripto, dengan menyatakan bahwa sebagian besar aset digital didorong hampir seluruhnya oleh sentimen pasar, bukan fundamental yang solid.

Dalam penampilannya baru-baru ini di Squawk Box CNBC, mantan ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) itu memperingatkan bahwa tak adanya fundamental yang baik membuat banyak altcoin rentan terhadap keruntuhan tiba-tiba.

“Jika Anda tertarik pada kripto, pikirkan tentang bagaimana setiap aset keuangan diperdagangkan berdasarkan fundamental dan sentimen, tetapi di industri kripto ini hampir 99%, atau mungkin bisa dikatakan 100% adalah sentimen dan sangat sedikit soal fundamental,” kata Gensler dalam wawancara tersebut, dikutip dari cryptopotato, Jumat (18/4/2025).

Ia segera memperingatkan bahwa sebagian besar aset digital mungkin tidak terlalu berguna:

“Saya rasa kita manusia tidak akan terpesona dengan sepuluh atau 15.000 meme atau token sentimen yang diperdagangkan selama bertahun-tahun,” katanya.

Namun, ia menambahkan bahwa penting bagi individu untuk menilai risiko pribadi mereka dan memeriksa fundamental yang mendasarinya, dengan mencatat bahwa token yang semata-mata didorong oleh sentimen sering kali berkinerja buruk dan cenderung menurun.

Pisahkan Bitcoin

Dosen MIT tersebut juga memisahkan Bitcoin BTC dari altcoin lainnya, dengan mengakui bahwa mata uang kripto andalan tersebut mungkin bertahan karena minat di seluruh dunia.

“Bitcoin mungkin bertahan untuk waktu yang sangat lama karena ada 7 miliar orang di seluruh dunia yang sangat tertarik padanya.”

Selain itu, Gensler menyamakan Bitcoin dengan emas, dengan mencatat bahwa meskipun ada banyak logam, minat publik umumnya terpusat pada yang paling berharga, emas dan perak.

Pergerakan Bitcoin di Tengah Perang Dagang: Menuju ATH atau Konsolidasi?

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Gejolak ekonomi global akibat perang dagang AS-Tiongkok membawa dampak besar pada berbagai kelas aset, termasuk kripto.

Namun, tidak seperti masa lalu, Bitcoin kini menunjukkan karakteristik yang berbeda, bukan lagi sekadar aset spekulatif, tetapi mulai dipandang sebagai instrumen lindung nilai atau digital safe haven.

Menurut Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur, pergerakan Bitcoin ke depan sangat dipengaruhi oleh kekuatan fundamental dan tren institusional yang semakin positif. 

“Bitcoin kini mulai bersikap layaknya digital gold, aset yang mampu mempertahankan nilainya saat risiko global meningkat,” jelas Fyqieh kepada Liputan6.com, Kamis (17/4/2025).

Ketahanan Bitcoin Selama Koreksi Pasar

Ia menyoroti ketahanan Bitcoin selama koreksi besar di pasar saham baru-baru ini. Ketika Nasdaq dan S&P 500 mencatat penurunan terbesar sejak pandemi, Bitcoin tetap stabil di kisaran USD 80.000. Fenomena ini memperkuat pandangan bahwa BTC kini lebih dari sekadar alat spekulasi, tetapi aset yang memiliki daya tahan dalam krisis.

Menurut data dari Glassnode, arus masuk ETF spot Bitcoin juga menunjukkan pemulihan signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh pembelian 438 BTC oleh ETF BlackRock hanya dalam sehari.

Bisakah Kembali ke Harga ATH?

Meski begitu, Fyqieh menekankan risiko tetap ada. Volatilitas mungkin sudah berkurang bahkan berada di titik terendah sepanjang masa menurut Ark Invest tetapi tekanan dari kebijakan The Federal Reserve (the Fed) atau ketegangan lebih lanjut dalam perang dagang bisa menghambat pergerakan naik Bitcoin dalam jangka pendek.

Peluang Bitcoin

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

“Pasar sedang konsolidasi dan mencari arah baru. BTC bisa saja kembali ke harga all-time high di atas USD 100.000, tapi itu bergantung pada beberapa katalis makro seperti kebijakan suku bunga dan regulasi kripto yang lebih jelas,” tambahnya.

Secara keseluruhan, peluang Bitcoin untuk mencapai level tertingginya masih terbuka lebar, namun investor perlu mencermati dinamika global secara lebih hati-hati agar dapat memanfaatkan momentum yang ada dengan optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya