Tak Jadi Mudik? Gunakan Dananya Secara Bijak

Bagi yang masih punya pekerjaan dan masih mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) sebaiknya bisa menggunakannya secara bijak.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Mei 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 07:00 WIB
Lalu Lintas Jalan Tol Selama PSBB Berkurang
Kendaraan melintasi ruas jalan tol di Jakarta, Minggu (10/5/2020). Pendapatan perusahaan pengelola jalan tol diperkirakan anjlok 70% hingga 80% per hari akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik Lebaran 2020. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran virus Corona semakin meluas dan telah menjangkau keseluruhan 34 provinsi yang ada di Indonesia, sehingga pemerintah pun melarang masyarakat mudik saat Lebaran nanti. Larangan untuk tidak mudik Lebaran yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Corona ini memang terasa berat apalagi bagi mereka yang sudah rutin mudik setiap Lebaran.

Namun ada manfaat dibalik tidak bisa mudik karena pandemi Corona ini, selain bisa memutus rantai penularan Covid-19, masyarakat juga bisa memanfaatkan dana yang akan disiapkan untuk berbagai hal lainnya yang bermanfaat secara bijak.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan, di saat pandemi Corona seperti sekarang ini lebih baik masyarakat tidak mudik dan bisa menggunakan dananya secara bijak untuk hal lain yang bermanfaat dalam jangka panjang seperti menambah tabungan dan investasi, dana darurat atau membeli rumah misalnya.

“Bagi yang masih punya pekerjaan dan masih mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) sebaiknya bisa menggunakannya secara bijak. Alih-alih membelanjakan THR dan dana lainnya untuk kebutuhan konsumtif seputar Ramadan dan Lebaran, sebaiknya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer, pangan, sandang dan papan,” jelas Marine dalam keterangan tertulis, Jumat (15/5/2020).

Selama tiga tahun terakhir dan juga tahun ini, Ramadan dan Lebaran berlangsung pada kuartal kedua tiap tahunnya. Pada periode tersebut, terlihat tren penyesuaian harga rumah yang cenderung seragam.

Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan bahwa harga properti pada kuartal II 2017 hingga 2019, indeks menunjukkan bahwa harga properti terus mengalami kenaikan, yaitu sebesar 1,07 persen pada kuartal II 2017, pada kuartal II 2018 sebesar 1,14 persen dan pada kuartal II 2019 sebesar 2,17 persen.

Secara historikal, setiap bulan Ramadan dari tahun ke tahun penjualan properti relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pola ini terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Lebaran, dan akan polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru. Apalagi seperti saat ini sedang berlangsung pandemi Corona maka penjualan properti akan semakin turun dibandingkan periode Ramadan sebelumnya.

Tren pasar properti yang siklikal ini, menurut Marine, bisa dimanfaatkan para pencari properti untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik. Pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli. Sehingga daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi.

Pada periode ini, pengembang biasanya menawarkan banyak promo, bonus, serta kemudahan-kemudahan lainnya oleh karena itu pembeli disarankan untuk bernegosiasi dengan penjual untuk bisa mendapatkan harga yang kompetitif.

 

Menengah Bawah

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Pengunjung melihat maket rumah di pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadan. Fenomena dan tren meningkatnya inflasi di bulan Ramadan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun. Periode Ramadan akan menaikkan ekspektasi inflasi secara tradisional karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat, karena adanya pola konsumsi yang berbeda di periode ini hingga satu minggu setelah Lebaran.

"Namun, hal ini tidak terlalu berdampak pada kelas menengah atas. Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda. Taktik pengendalian inflasi yang bisa dilakukan pemerintah adalah pada harga makanan, bila mampu dikendalikan, inflasi bisa dijaga di angka yang relatif stabil. Keberadaan pasar non-tradisional juga secara alamiah dapat mengendalikan harga," jelas Marine.

Membaiknya industri properti di tanah air bisa terwujud dengan harapan, pandemi Corona segera selesai sehingga perekonomian dapat segera bangkit kembali. Beberapa prediksi memperkirakan ekonomi mulai bergairah lagi di akhir tahun. Apalagi ditambah data terakhir menunjukkan pelemahan indeks sehingga bisa dimanfaatkan bagi yang ingin berinvestasi di bidang properti.

 

Industri Properti Kreatif

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Marine, di tengah pandemi Corona seperti sekarang ini, apalagi dengan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Jabodetabek sehingga mengurangi pergerakan mobilitas masyarakat dan pertemuan tatap muka, para pelaku industri properti tetap bisa aktif menjalankan bisnis propertinya, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih.

Jika kondisi normal para pencari properti bisa langsung menuju target hunian yang menjadi incaran, kini mereka bisa memanfaatkan portal properti untuk mendapatkan informasi dasar dalam pencarian properti. Hal ini sebagaimana hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020 dimana portal properti menjadi instrumen favorit bagi para pencari rumah.

Ketika diminta memilih media apa saja yang digunakan untuk mencari properti, sebanyak 77 persrn responden mencantumkan portal properti sebagai salah satu media yang digunakan. Dilihat dari rentang usianya, pengguna portal properti paling banyak adalah kaum muda berusia 22-38 tahun, jumlahnya sebesar 79 persen. Sementara itu, informasi yang paling dicari adalah informasi seputar harga (91persen), lokasi (80persen), dan legalitas atau dokumen (75persen).

Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1004 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2019. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya