78 Persen Konsumsi Susu Masyarakat Indonesia Masih Impor

Populasi sapi perah Nasional pada tahun 2019 sebanyak 561.061 ekor dengan produksi susu sebanyak 996.442 ton

oleh Tira Santia diperbarui 01 Jun 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2020, 20:00 WIB
Adakah Konsekuensi yang Berbahaya dari Alergi Susu Sapi?
Adakah Konsekuensi yang Berbahaya dari Alergi Susu Sapi?

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya keras dalam mengembangkan persusuan nasional untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan susu nasional tahun 2025 sebanyak 60 persen sesuai dengan Cetak Biru Persusuan 2013-2025 yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian.

Mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh melalui susu, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) sejak tahun 2001 menetapkan  tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Susu Dunia (World Milk Day).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menyampaikan momentum Hari Susu Nusantara ini tentang pentingnya masyarakat untuk terus mengonsumsi susu namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia tahun 2019 masih berkisar 16,23 kg/kapita/tahun.

"Konsumsi susu di Negara kita masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain," kata Ketut dalam keterangannya, Senin (1/6/2020).

Menurutnya, peringatan ini dimaknai untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengonsumsi susu setiap hari. Kegiatan ini menjadi acara tahunan di banyak negara di dunia. Indonesia pun turut serta merayakan Hari Susu Dunia sejak tanggal 1 Juni 2009 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2182/KPTS/PD.420/5/2009, dengan tajuk Hari Susu Nusantara.

Ia juga mengatakan secara umum susu banyak memiliki manfaat untuk pertumbuhan yaitu untuk regenerasi sel, menguatkan tulang dan gigi, menyokong pertumbuhan fisik, meningkatkan kecerdasan, mampu mencegah stunting pada anak-anak serta meningkatkan imunitas tubuh sehingga meminimalisir potensi terinfeksi agen penyakit.

"Di masa pandemi Virus Covid-19 saat ini, konsumsi susu menjadi penting untuk peningkatan imunitas tubuh yang merupakan salah satu cara untuk meminimalisir potensi terinfeksi agen penyakit," ujarnya. 

 

Mayoritas Impor

Mana Lebih Sehat, Susu Sapi atau Susu Kambing?
Mana Lebih Sehat, Susu Sapi atau Susu Kambing?

Selain Itu, Ketut juga menyoroti pentingnya peningkatan populasi sapi perah untuk meningkatkan produksi susu dan memenuhi kebutuhan susu nasional.

Populasi sapi perah Nasional pada tahun 2019 sebanyak 561.061 ekor dengan produksi susu sebanyak 996.442 ton (Data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2019).

"Pertumbuhan populasi sapi perah dan pertumbuhan produksinya belum mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi, sehingga ketersediaan sebagian besar produk susu dan turunannya adalah melalui importasi yang semakin lama semakin meningkat," jelasnya.

Dengan jumlah kebutuhan susu nasional tahun 2019 mencapai 4.332,88 ribu ton, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) diatas, hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan nasional, sehingga 78 persennya berasal dari impor (BPS 2020).

Ketut mengatakan produksi susu saat ini memang masih didominasi oleh susu sapi, padahal Indonesia memiliki potensi ternak lain seperti kambing perah (Kambing Peranakan Ettawa, Kambing Saanen) dan kerbau perah yang pemanfaatannya belum optimal.

"Berbagai permasalahan dan tantangan dalam pengembangan industri susu nasional harus didorong bersama melalui peran aktif dari semua pihak, tidak hanya pemerintah namun juga akademisi, swasta, industri dan tentu saja para peternak itu sendiri,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya