Bisnis Co-Living akan Meningkat Pasca Pandemi Corona

Kemunculan co-living dapat membantu pekerja-pekerja dalam memecahkan permasalahan hunian tak fleksibel ataupun berharga sewa mahal.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Jun 2020, 19:45 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 19:45 WIB
Milenial Lebih Pilih Co-Living Ketimbang Membeli Rumah
Milenial Lebih Pilih Co-Living Ketimbang Membeli Rumah. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Wabah pandemi covid-19 menyebabkan daya beli di berbagai sektor ekonomi dan industri menurun. Tak terkecuali sektor properti yang ikut terdampak. Namun sektor rental hunian (Co-living) diprediksi tetap akan mengalami peningkatan dalam masa menuju new normal.

“Tentunya dengan musibah pandemi berdampak besar pada ekonomi kita dan industri, fokus pada properti sendiri besar, dalam arti kata akan banyak pergantian harga dan segi kemampuan daya beli di Jakarta dan Indonesia,” kata Vice President Jayakarta Group Nicholas Pudjiadi, dalam konferensi pers Masa Depan Bisnis CoLiving dan The Future of Living pasca Pandemi, Kamis (4/6/2020).

Kendati begitu, menurut Nicholas meskipun dampak covid-19 menyebabkan daya beli masyarakat akan menurun, serta pegembang properti akan mengambil keputusan delay akan proyeknya. Maka pastinya ia menyebut akan ada pergantian harga properti.

“Hunian Co-living, dibidang properti saya bisa melihat sektor rental akan naik, dengan daya beli yang turun orang akan terpaksa rental rumah atau tinggal di rumah orangtua, sehingga dampak covid-19 yang unik ini memaksa orang untuk sosial distancing dan pisah dari orangtua, maka akan cari alternatif tempat tinggal,” ujarnya.

Sehingga Nicholas melihat peluang dari hal itu, yang membuat beberapa orang atau pekerja akan membutuhkan hunian yang aman, dan layak untuk menunjang kerja di rumah atau Work From Home (WFH).

 

Membantu Pekerja

Ramadan di Co-living: Ada Teman untuk Berbagi, dan Fasilitas Mumpuni
Ramadan di Co-living: Ada Teman untuk Berbagi, dan Fasilitas Mumpuni. foto: istimewa

Apalagi didukung dengan ketidakpastian mengenai kapan berakhirnya wabah ini dan kapan ditemukan vaksin, oleh karena itu masih dimungkinkan terjadinya second wave covid-19. Maka dari itu, beberapa perusahaan menerapkan skenario WFH, atau merolling pegawainya dengan membatasi kapasitas orang di kantor, sehingga beberapa orang akan tetap bekerja di rumah.

“Maka orang akan mencari tempat yang layak, karena belum tentu semua rumah dan semua pegawai memiliki rumah yang nyaman untuk bekerja. Saat bekerja di rumah akan ada gangguan, baik internet yang tidak lancar atau gangguan dari sekitar seperti anak-anak yang mengganggu,” ujarnya.

Demikian kemunculan co-living dapat membantu pekerja-pekerja dalam memecahkan permasalahan hunian tak fleksibel ataupun berharga sewa mahal. Apalagi, co-living juga menyediakan berbagai event serta fasilitas umum yang dapat membantu dalam masa pandemi soal pekerjaan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya