Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 7,92 T di Kuartal I 2020

Bank Mandiri menunjukkan kinerja yang baik di tengah pandemi Corona yang menekan perekonomian nasional.

oleh Athika Rahma diperbarui 08 Jun 2020, 15:56 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 15:50 WIB
Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) menunjukkan kinerja yang baik sepanjang kuartal I 2020. Hingga Maret 2020, tercatat Bank Mandiri mampu membukukan laba bersih Rp 7,92 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,44 persen dibanding Maret 2019 yang tercatat Rp 7,23 triliun.

Laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan berbasis biaya sebesar Rp 7,74 triliun di Maret 2020, tumbuh 23,95 persen dibanding Maret 2019 yang sebesar Rp6,24 triliun.

"Kenaikan laba juga didorong oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 14,20 persen dari Rp 790,5 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp 902,7 triliun di Maret 2020," jelas Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar, Senin (8/6/2020).

Portofolio kredit di segmen wholesale (bank only) Bank Mandiri sampai dengan Maret 2020 mencapai Rp 513 triliun atau tumbuh 17,92 persen YoY.

Sementara pada segmen retail (bank only), Bank Mandiri mampu menyalurkan kredit Rp 273,1 triliun, tumbuh 9,47 persen secara tahunan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Menjaga Bisnis

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Royke melanjutkan, saat ini pihaknya tengah fokus melakukan beberapa langkah untuk menjaga bisnis dari dampak pandemi Corona.

"Saat ini kami terus berupaya menjaga kualitas asset dan bisnis karena pandemi ini sangat berpotensi memberikan dampak bagi bisnis perseroan," ujar Royke.

Salah satu yang dilakukan Bank Mandiri untuk menghadapi efek pandemic terhadap bisnis adalah dengan menjaga kecukupan likuiditas, termasuk menerbitan obligasi rupiah sebesar Rp 1 triliun dan emisi global bonds USD 500 juta, serta meningkatkan pengumpulan dana murah.

"Kami terus memonitor perkembangan perekonomian nasional maupun global untuk menentukan langkah-langkah berikutnya," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya