Liputan6.com, Jakarta - Harga emas diprediksi akan terus berada di level USD 1.800 per ounce dan menuju rekor tertinggi pada pekan ini. Hal ini dibayangi oleh terus meningkatnya jumlah kasus virus corona.
Dikutip dari Kitco, Senin (13/7/2020), harga emas bertahan di atas USD 1.800 per ons dengan perdagangan emas berjangka Comex Agustus di USD 1.808,30, naik 0,25 persen pada pekan lalu.
Baca Juga
Investor tampaknya terpecah antara harapan pemulihan ekonomi dan meningkatnya jumlah kasus virus corona yang mengkhawatirkan di AS, yang dapat memperlambat pemulihan ekonomi kembali.
Advertisement
AS melaporkan 60 ribu kasus baru pada Kamis pekan lalu dan menjadi rekor tertinggi harian baru. Meskipun tren ada bullish dalam emas, ekuitas naik lebih tinggi pada Jumat pekan lalu di mana sebagian besar mengabaikan kekhawatiran COVID-19.
"Pembukaan kembali ekonomi mungkin tidak secepat yang dipikirkan orang. Bisa melihat lebih banyak penutupan di negara-negara bagian seperti Florida dan Texas. Selain itu, negara-negara lain bisa lebih berhati-hati ketika membuka kembali kegiatan ekonomi. Kita bisa melihat ekonomi menderita," kata Kepala Strategi Global TD Securities Bart Melek.
Menurut Pakar Logam Mulia Gainesville, Everett Millman, harga emas bertahan di atas USD 1.800 per ounce pada pekan lalu menjadi tren yang sangat bullish.
"Kami belum melihat level ini (harga emas) dalam 9 tahun," kata Millman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Harga Emas
Harga emas diprediksi akan bergerak lebih tinggi di atas USD 1.800 pada pekan ini. "Sepertinya kita sedang dalam perjalanan untuk menuju level tertinggi sepanjang masa di sekitar USD 1.900," kata Millman.
"Semua faktor yang mendukung emas setahun lalu semuanya masih ada. Tidak ada yang membaik atau berubah. Saya berharap emas akan lebih tinggi ke depan di paruh kedua tahun 2020," tambahnya.
Senior ABN Amro FX dan Ahli Strategi Logam Mulia Georgette Boele menyatakan, rekor tertinggi emas berada di level USD 1.921 pada September 2011 dan sekarang sudah di depan mata.
"Terhadap dolar, emas tertinggi sepanjang masa sebesar USD 1.921 kini dalam jangkauan. Pelonggaran kebijakan moneter yang agresif, suku bunga ultra-rendah, hasil riil AS yang negatif, stimulus fiskal dan prospek teknis semua mendukung harga emas, "kata Boele minggu ini.
Advertisement