Pulihkan Ekonomi, Menhub Minta Operator Angkutan Disiplin Protokol Kesehatan

Menhub Budi Karya Sumadi tekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam berbagai moda angkutan darat di tengah pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2020, 13:22 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 13:20 WIB
Mudik 2020 Turun 70 Persen
Menhub Budi Karya Sumadi mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2020). Kemenhub mencatat kendaraan keluar masuk wilayah Jabodetabek selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2020 mengalami penurunan 70 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam berbagai moda angkutan darat di tengah pandemi Covid-19.

Sebab di era kebiasaan baru ini, keselamatan pengguna menjadi aspek penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Kehadiran negara untuk fasilitas perpindahan orang dituntut maksimal. Apalagi, mungkin dalam masa pandemi ga boleh lalai atas protokol kesehatan," jelas dia dalam webinar bertajuk Transportasi untuk Merajut Keberagaman, Rabu (19/8).

Budi mengatakan peran dari transportasi darat sangat kental dalam menggerakkan roda perekonomian nasional di era kebiasaan baru ini. Mengingat angkutan darat ini masih menjadi favorit masyarakat dalam menunjang berbagai aktivitas sosial dan ekonomi.

"Artinya kita stakeholder harus memastikan keamanan dari covid-19," ujarnya.

Sehingga penerapan protokol kesehatan dalam operasional angkutan darat sangat penting dalam rangka melindungi pengguna dari paparan virus mematikan asal Wuhan, China. Seperti adanya ketentuan pembatasan penumpang untuk menjaga jarak antar pengguna.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh operator moda angkutan darat untuk lebih kooperatif dalam mengikuti aturan pemerintah atas pelaksanaan protokol kesehatan di era kebiasaan baru.

Imbasnya sektor transportasi darat diharapkan dapat berkontribus lebih terhadap percepatan proses pemulihan ekonomi nasional.

"Pandemi harus move on, dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Tapi kita tidak ingin terkapar karena tidak ada ekonomi. Maka protokol kesehatan diperlukan," imbuh dia.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menhub Budi Karya: Transportasi Jadi Urat Nadi Pertumbuhan Ekonomi

Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan peletakan batu pertama 2 pelabuhan di Bali. (Dok Kemenhub)
Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan peletakan batu pertama 2 pelabuhan di Bali. (Dok Kemenhub)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, transportasi memiliki peran penting untuk menghubungkan satu wilayah dengan yang wilayah lain. Trasnportasi juga menjadi urat nadi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

“Transportasi juga merupakan tulang punggung pembangunan nasional sektor ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara,” kata Budi dalam webinar Transportasi untuk Merajut Keberagaman, Jumat (14/8/2020).

Budi menjelaskan, transportasi mampu berperan sebagai perekat keberagaman suku budaya, ras dan Bahasa. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote.

“Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah pulau paling banyak. Maka transportasi udara harus mampu hubungkan dengan cepat, selamat, aman, sehat, sekaligus menunjukkan keberagaman yang menjadi satu kesatuan negara Indonesia,” ujarnya.

Saat ini Kementerian Perhubungan terus melakukan pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi, terutama di daerah atau pulau-pulau yang sangat sulit diakses oleh moda darat dan laut.

"Program prioritas konektivitas udara atau jembatan udara di Papua ada 37 rute dan kita membangun 21 bandara baru, membangun 10 Bandar Udara Hub primer, melakukan perbaikan 175 bandara, dan juga mengupayakan 5 lokasi bandara perairan untuk pariwisata perairan,” kata Budi.

Bahkan di masa pandemi, transportasi udara masih tetap beroperasi, untuk menjamin keberlangsungan pasokan logistik, bersamaan dengan bantuan pengiriman alat kesehatan dan sampel covid-19.

“Di mana masih banyak daerah yang belum memiliki lab, dan juga demi percepatan penanganan covid 19 di Indonesia,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya