Erick Thohir Janji Sediakan 300 Juta Vaksin Covid-19 di 2021

Jumlah vaksin covid-19 sebanyak 340 juta dosis di tahun depan baru bisa untuk 170 juta penduduk saja.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Sep 2020, 14:40 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2020, 14:40 WIB
China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Kandidat vaksin China National Biotec Group (CNBG) untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing, 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasion (PCPEN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah telah memperoleh 30 juta dosis vaksin Covid-19 yang akan tersedia di akhir tahun 2020.

Untuk tahun 2021, vaksin juga dipastikan tersedia sebanyak 300 juta dosis.

"Insya Allah, di akhir tahun ini ada 30 juta (dosis) dan di tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick dalam acara Dies Natalis 63 Tahun Unpad secara daring, Jumat (11/9/2020).

Adapun, vaksin tersebut diperoleh dari hasil kerjasama pemerintah Indonesia dan beberapa BUMN bidang farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara.

Seperti kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech dari Tiongkok. Sinovac disebutkan telah berkomitmen untuk menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini, jika uji klinis tahap 3 yang sedang dilakukan berjalan lancar. Sementara untuk tahun depan, akan diproduksi lagi 250 juta dosis untuk Indonesia.

Kemudian, PT Kimia Farma juga telah bekerjasama dengan Grup 42 (G42) dari Uni Emirat Arab (UEA) dan memperoleh kesepakatan 10 juta dosis vaksin pada akhir tahun 2020. Untuk tahun 2021, jumlahnya ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis.

Kendati, pemerintah terus melakukan penjajakan ke lembaga dan perusahaan lain, karena jumlah vaksin yang dibutuhkan masih cukup banyak untuk melakukan imunisasi massal.

Asal tahu saja, satu orang butuh vaksinasi setidaknya 2 kali, sehingga jumlah vaksin 330-340 juta tahun depan baru meng-cover 170 juta penduduk saja.

Sejak awal, pemerintah telah melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), badan kesehatan dunia (WHO) hingga Unicef.

"Tentu, perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya juga seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer, ini kami jajaki. Kita harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30 persen bisa didapatkan," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Vaksin Merah Putih Butuh Kapasitas Produksi Besar

China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 terlihat dipajang dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Sebelumnya, Penanggung Jawab Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19, Bambang Brodjonegoro mengatakan kemungkinan vaksin merah putih akan diberikan lebih dari sekali pada setiap individu. Sebab itu kata dia butuh kapasitas produksi besar.

"Ada kemungkinan pemberian bisa lebih dari sekali dan itu setiap individu. kalau penduduk sekitar 270 juta, yang harus divaksin minimal 540 juta dan otomatis butuh kapasitas produksi besar," kata Bambang usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9/2020).

 

Oleh sebab itu, saat ini, tidak hanya PT Bio Farma yang akan memproduksi vaksin mereah putih tersebut. Nantinya kata Bambang akan ada 3 perusahaan swasta farmasi yang akan bekerja sama.

"Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial, tentunya mereka harus urus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan harus menyiapkan line of production," ungkap Bambang.

Dia menjelaskan vaksin tersebut diperkirakan akan produksi pada 2021. Nantinya vaksin merah putih tersebu kata dia akan melengkapi vaksin yang saat ini sedang uji klinis yaitu Sinovac dan G42.

"Perkiraannya triwulan IV 2021 kita bisa produksi dalam jumlah besar dan nantinya akan melengkapi vaksin COVID-19 yang awalnya akan didatangkan pihak luar, terutama Sinovac China, dan G42 dari UEA. Harapannya vaksinasi bisa segera dikerjakan," ungkap Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya