Kepala BKPM: Ada yang Ingin Memutarbalikkan Fakta di Balik Demo UU Cipta Kerja

Sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari buruh, mahasiswa, hingga pelajar melalukan aksi unjuk rasa penolakan terhadap Undang-Undang (UU) Cipta Kerja

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2020, 20:43 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2020, 19:17 WIB
Demo Tolak Omnibus Law di Gerbang Pemuda
Massa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan unjuk rasa di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Dalam aksinya mereka menolak rencana pengesahan RUU Cipta Kerja atau omnibus law. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari buruh, mahasiswa, hingga pelajar melakukan aksi unjuk rasa penolakan terhadap Undang-Undang (UU) Cipta Kerja pada hari ini, Kamis (8/10). Mereka menentang, karena menganggap UU Cipta Kerja ini merugikan masyarakat khususnya buruh.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menilai bahwa demonstrasi terjadi hari ini sudah mulai masuk pada suatu pola di mana ada terkesan sekelompok tertentu yang ingin untuk menggiring fakta. Di mana mereka mengolah sesuatu yang bukan fakta dengan kepentingan kelompoknya masing-masing.

"Dalam pandangan kami, dalam beberapa hari ini rasa-rasanya ini kita sudah mulai masuk pada suatu pola di mana ada terkesan sekelompok tertentu yang ingin untuk menggiring fakta menjadi sesuatu yang bukan fakta," kata Bahlil dalam video conference di Jakarta, Kamis (8/10/2020).

Dia pun tak masalah aksi unjuk rasa dilakulan. Apalagi seluruh masukan dan kritik diberikan kepada pemerintah telah dijamin oleh Undang-Undang (UU). Asalkan, masukan atau kritik itu bersifat konstruktif, objektif, dan mempunyai data.

"Saya hanya mau nitip saja masa depan bangsa ini ada pada kita semua tolong menyampaikan yang terbaik bahwa yakinlah bahwa undang-undang ini adalah jalan keluar untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia yang belum mendapat pekerjaan," kata dia.

Dia menambahkan, kehadiran UU Cipta Kerja adalah masa depan untuk anak-anak muda. Di mana bonus demografi pada 2035 akan menjadi puncaknya.

"Bayangkan kalau ini tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk adik-adik kita, kita akan menjadi generasi yang akan menyesal di kemudian hari," tandas dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Demo UU Cipta Kerja Brutal, Kepala BKPM Yakin Investasi Aman

Bahlil Lahadalia
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memastikan demo penolakan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang berlangsung pada hari ini tidak mengganggu iklim investasi di Tanah Air. Bahkan sejuah ini, belum ada investor yang membatalkan investasi gara-gara demonstrasi.

"Saya ingin mengatakan sampai hari ini belum ada niat investor yang membatalkan gara-gara demo atau mengganggu iklim investasi," kata dia dalam video conference di Jakarta, Kamis (8/10/2020).

Dirinya pun tidak mempersoalkan, jika masyarakat atau elemen buruh menyuarakan aspirasinya. Hanya saja dirinya meminta jangan sampai terjadi anarkis, apalagi kondisi Indonesia saat ini sedang susah akibat pandemi Covid-19.

"1997-1988 (saya juga ikut demo). Sempat ditahan akibat demo dan saya kali ini melihat memotret diri saya demo bagian dari instrumen. Saya pikir insya Allah kita berdoa untuk mendapatkan yang terbaik agar ini bisa selesai," tandas dia.

Seperti diketahui, usai DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja menjadi Undang-Undang banyak terjadi penolakan. Bahkan puncaknya hari ini seluruh elemen buruh, masyarakat, mahasiswa melancarkan demonstrasi besar-besaran dengan turun ke jalan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya