15 Ribu Usaha Pariwisata Kantongi Sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf

Kemenparekraf telah memberikan sertifikasi Clean, Health, Safety, dan Environment (CHSE) kepada 15 ribu usaha sektor pariwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 19:15 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Sejumlah turis menikmati pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai Kuta terkenal memiliki ombak yang bagus untuk olahraga selancar, terutama bagi peselancar pemula. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memberikan sertifikasi Clean, Health, Safety, dan Environment (CHSE) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan kepada 15 ribu usaha sektor pariwisata. Program sertifikasi ini dilakukan sebagai upaya meyakinkan masyarakat untuk bisa berwisata atau melakukan aktivitas rekreasi dengan aman.

"Kita sudah sertifikasi CHSE kepada 15 ribu usaha," kata Staf ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis, Hengky Hotma Parlindungan Manurung, dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1).

Selain itu, pemerintah juga telah memberikan bantuan sebesar Rp 3,3 triliun kepada sektor pariwisata di 101 kabupaten/kota untuk membuat fasilitas penunjang penerapan protokol kesehatan. Bantuan tahun lalu ini diberikan kepada para pelaku usaha pariwisata, khususnya hotel dan restoran yang paling terdampak.

"Rp 3,3 triliun untuk membantu pelaku usaha pariwisata khususnya hotel dan restoran. Pemda kita juga bantu untuk menjalankan dan menerapkan protokol kesehatan sebagai daya tarik pariwisata," kata dia.

Hengky mengatakan selama pandemi berlangsung ini banyak destinasi wisata yang melakukan perbaikan demi menarik perhatian pengunjung. Pelaku usaha banyak yang menyediakan sarana protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan penyediaan masker.

Salah satu destinasi wisata yang telah melakukan adaptasi yakni Candi Prambanan. Pemesanan tiket sudah dilakukan secara online dan menjalankan protokol kesehatan. Hal yang sama juga diikuti sarana pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran di sekitar lokasi wisata.

"Ini sangat luar biasa dan di semua hotel dan restoran ini juga semua pakai masker dan penggunaan hand sanitizer sudah cukup baik," kata dia.

Sehingga kata Hengky dari sisi kesiapan destinasi wisata, sudah melakukan penyesuaian. Namun, hasilnya masih belum terlihat karena situasi dan kondisi sektor kesehatan masih belum menunjukkan perbaikan.

Meski begitu dia meyakini, seiring dengan penanganan di sektor kesehatan yang membaik, maka proses pemulihan sektor wisata akan kembali berjalan. Sebab saat ini masyarakat lebih memilih melakukan wisata di tempat (staycation), melakukan perjalanan wisata di dalam kota antar provinsi.

"Prediksi kami di 2022 ini bisa kembali ke normal. Tapi kalau sekarang masih staycation, wisata dalam kota biasa, atau antar provinsi. Tentunya ini juga harus pakai protokol kesehatan," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bareng Institut Del, Kemnaker Siap Cetak SDM Unggul di Sektor Pariwisata

Menaker Ida Fauziyah.
Menaker Ida Fauziyah.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen Binalattas) melakukan penandatangan Nota Kesepahaman bersama Institut Teknologi DEL, untuk meningkatkan kompetensi SDM pariwisata danau Toba, Sumatera Utara (28/1/2021).

“Saya kira keberadaan Institut Del menjadi sangat vital, karena Del mempersiapkan lulusan-lulusan yang siap bertarung di pasar tenaga kerja yang menuntut penguasaan teknologi digital secara mumpuni,” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam sambutannya.

Itulah sebabnya ketika disodori rencana kerja antara BLK Medan dengan institute Del, Menaker sama sekali tidak ragu untuk menginisiasinya. Ia percaya kompetensi tenaga kerja di era digital ini akan bisa dilakukan dengan sempurna apabila didukung oleh institute Del.

Apalagi dalam masa pandemi covid-19 ini, sektor pariwisata di Indonesia merupakan sektor yang paling terdampak. Sehingga menyebabkan 1,5 juta pekerja nyaris terpangkas pendapatannya. Oleh karena itu, dengan adanya Kerjasama ini diharapkan bisa meningkatkan kompetensi SDM di Toba.

“Niat kami untuk membangun kompetensi tenaga-tenaga kerja pada sektor pariwisata, yang terbagi dalam dua program besar yaitu program penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan kompetensi atau keterampilan sumber daya manusia,” ujarnya.

Untuk program peningkatan kompetensi ini Kemnaker memiliki sejumlah variasi pelatihan vokasi, baik dari aspek substansi lokus maupun sertifikasinya. Menaker berharap dengan adanya Balai Latihan Kerja di Medan dan Institut Del ini bisa mengundang masyarakat sekitar danau Toba untuk datang dan berlatih meningkatkan kompetensi.

Adapun Menaker mengapresiasi institut Del dalam upaya untuk mendidik mahasiswa-mahasiswanya di bidang IT. Menurut Menaker sebagai menteri yang sehari-hari fokus di urusan latihan SDM sangat paham, bahwa apa yang dibangun oleh Institut Del sangat tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Demikian Menaker optimis kerjasama dengan Institut Del bisa melahirkan SDM yang berkompetensi tinggi, sehingga mampu meningkatkan pariwisata di danau Toba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya