Indonesia Bisa Segera Bebas dari Covid-19, Apa Saja Syaratnya?

Agar Indonesia bisa segera bebas dari virus Covid-19, ada beberapa faktor pengungkit yang harus dijalankan.

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Mar 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 11:30 WIB
Ketersediaan Cartridge TCM Covid-19 Rumah Sakit Rujukan RSUD TC. Hillers Maumere Habis. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)
Ketersediaan Cartridge TCM Covid-19 Rumah Sakit Rujukan RSUD TC. Hillers Maumere Habis. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Jakarta - Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Kegiatan fisik masih belum bisa dilakukan dengan leluasa. Pun, aktivitas ekonomi masih belum bisa bangkit dengan sepenuhnya.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan, agar Indonesia bisa segera bebas dari virus Covid-19, ada beberapa faktor pengungkit yang harus dijalankan dengan baik.

Pertama, intervensi kebijakan di bidang kesehatan. Selain memperketat 3T (tracking, tracing, testing) dan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker), pelaksanaan vaksinasi juga penting dilakukan, bahkan menjadi game changer.

"Intervensi sektor kesehatan ini harus, termasuk vaksinasi terhadap 181 juta penduduk Indonesia. Kemudian, 3T yang lebih baik terutama di wilayah yang beresiko lebih tinggi," jelas Pahala dalam webinar Prospek BUMN 2021 Sebagai Lokomotif PEN dan SWF, Kamis (4/3/2021).

Faktor pengungkit kedua ialah kebijakan mendorong masyarakat tetap bertahan hidup serta alokasi recovery kitnya. Misalnya, bantuan perlindungan sosial, subsidi listrik, subsidi kuota internet hingga relaksasi kredit.

Setelah masyarakat bertahan hidup, mereka diharapkan dapat melakukan restrukturisasi keuangan rumah tangga mereka.

"Selain itu juga reformasi birokrasi, seperti adanya UU Cipta Kerja dan aturan turunannya," jelas Pahala.

Faktor ketiga ialah kontribusi dari BUMN. Melalui BUMN, pemerintah menyalurkan bantuan untuk meringankan beban masyarakat di masa pandemi. Misalnya, subsidi listrik melalui PLN, penjaminan kredit melalui Jamkrindo hingga restrukturisasi kredit melalui bank-bank Himbara.

"selain itu BUMN juga akan terus melakukan investasi, seperti Pertamina yang akan invest USD 10 miliar tahun ini, lalu PLN juga akan invest. Hal ini diharapkan tidak hanya menjadi jump start ekonomi, namun juga pengembangan bisnis model baru untuk kegiatan ekonomi di jangka pendek dan menengah-panjang," jelas Pahala.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Orang Sembuh Covid-19 Naik, Pemerintah Yakin Ekonomi 2021 Tumbuh Sebesar Ini

Angka Kematian Covid-19 di Brasil Sentuh Rekor
Petugas menerima pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 di RS HRAN di Brasilia, Brasil, Rabu (3/3/2021). Brasil pada Selasa (2/3) mencatat rekor tertinggi dengan 1.641 kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam dan menjadi negara dengan jumlah korban tertinggi di dunia kedua. (AP Photo/Eraldo Peres)

Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini diyakini berada pada kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen. Sejalan dengan pemulihan perekonomian dunia yang diperkirakan di kisaran 4 persen sampai 5,5 persen.

"Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih pada tahun 2021 di kisaran 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Webinar, Jakarta, Selasa (2/3/2021).

Optimisme tersebut setelah melihat perkembangan kasus Covid-19 yang menunjukkan penanganan Pemerintah terhadap pandemi semakin baik. Ini tercermin dari tren angka kesembuhan yang meningkat hingga 85,88 persen dan tren angka kematian yang terus menurun hingga 2,71 persen.

"Tingkat kesembuhan meningkat hingga 85,88 persen dan tren angka kematian terus menurun hingga 2,71 persen," kata dia.

Pemerintah melalui berbagai kebijakan terus mengupayakan agar laju penyebaran virus Corona Covid-19 bisa ditekan. Sehingga kesehatan dan perekonomian dapat pulih kembali.

Airlangga menerangkan, perekonomian Indonesia yang didominasi konsumsi domestik menunjukkan tren yang meningkat.

Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Lainnya

Vaksinasi Covid-19 Secara Drive-Thru
Warga lanjut usia (lansia) mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara drive-thru di area parkir Hall C JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2021). Kementerian Kesehatan berkolaborasi bersama sejumlah mitra dalam layanan vaksinasi drive thru tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Aktivitas manufaktur masih berada pada level ekspansif 50,9 pada Februari 2021, sementara indeks kepercayaan konsumen juga terus membaik. Selain itu, permintaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat.

"Ini mencerminkan pulihnya tingkat kepercayaan publik. Di saat yang sama, realisasi investasi juga meningkat, mencerminkan persepsi positif investor," imbuh Airlangga.

Indikator lainnya juga menunjukkan perbaikan. Antara lain penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar Rupiah, kenaikan harga komoditas, dan surplus neraca perdagangan yang mencapai USD 21,74 miliar pada tahun 2020 atau tertinggi sejak tahun 2011.

"Berdasarkan perkembangan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat," kata dia.

Dia menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu menurunkan angka kematian dengan tetap mempertahankan kinerja ekonomi.

"Indonesia juga merupakan salah satu negara yang mampu menurunkan angka kematian sembari mempertahankan kinerja ekonomi yang relatif baik," kata Airlangga Hartarto.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya