Tambang Emas di Kabupaten Luwu Sulsel Diharapkan Segera Berproduksi

Masmindo sudah menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2021, 21:23 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2021, 20:50 WIB
Tambang Emas
Tambang Emas

Liputan6.com, Jakarta - Sudah puluhan tahun perusahaan tambang yang dikelola PT. Masmindo Dwi Area beroperasi di wilayah Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Namun hingga saat ini perusahaan tersebut belum juga masuk ke tahap produksi yang memadai.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sugeng Mujiyanto mengatakan pemerintah sudah mengirimkan surat tertulis, terkait kurang maksimalnya operasi produksi Masmindo.

"Perusahaan telah diberikan surat peringatan agar perusahaan lebih serius dalam melakukan tahap operasi produksi, terutama kegiatan konstruksi," ujar Sugeng Mujiyanto, Rabu (26/5/2021).

Kegiatan konstruksi tersebut, menurut Sugeng Mujiyanto, adalah implementasi dari Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan, yang telah dikaji dan disetujui antara Masmindo yang merupakan operator tambang emas itu, dengan Kementerian ESDM.

Ia menyampaikan, bahwa Masmindo sudah menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2021. Pada 3 Mei lalu, pemerintah sudah menyampaikan surat tertulis, agar Masmindo memperbaiki kekurangan-kekurangan RKAB, yang dalam waktu satu minggu harus segera diselesaikan. Namun hingga hari ini, Pekerjaan Rumah (PR) Masmindo belum juga diselesaikan seluruhnya.

"Pihak perusahaan masih belum ada kejelasan untuk menyelesaikan permasalahannya. Apabila ditanya, (jawabannya) sedang dalam proses, tetapi tidak ada kenyataan. Maka pemerintah telah melakukan teguran kepada perusahaan, baik langsung maupun tertulis," terangnya.

Kata dia, ada beberapa aspek penilaian dalam RKAB, antara lain perizinan, eksplorasi, penambangan, pengolahan pemurnian, lingkungan. Untuk kasus Masmindo, kekurangan lainnya antara lain adalah kelengkapan administratif dokumen lingkungan, dma konsistensi dalam dokumen RKAB

"Minerba telah mengingatkan, agar segera melaksanakan sesuai peraturan dan tata kelola yang baik," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Joint Venture Perusahaan Australia dan Indonesia

Ilustrasi tambang emas
Ilustrasi tambang emas (iStock)

Masmindo adalah perusahaan joint venture antara Nusantara Resources Ltd (NUS) yang berasal dari Australia dan sudah melantai di pasar bursa Melbourne, Australia, dengan anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), yakni PT Indika Mineral Investindo (IMI).

Manager Government Relation PT Masmindo Dwi Area, Wahyu DP mengatakan pihaknya sudah menyampaikan perbaikan RKAb seperti yang diminta Kementerian ESDM, dan saat ini masih menunggu persetujuan.S

Sementara itu, Head of Corporate Communications Indika Energy, Ricky Fernando, menyampaikan bahwa sebagai pemegang saham, PT Indika Energy Tbk (INDY) tetap berharap Masmindo segera melakukan eksplorasi penambangan emas. Menurut perseroan, saat ini Masmindo sudah tahap operasi dan konstruksi.

"Masmindo saat ini sudah dalam tahap operasi produksi, termasuk pekerjaan konstruksi. Sebagai pemegang saham, Indika Energy berharap Masmindo dapat segera memulai kegiatan operasi produksi," ujarnya.

Masmindo Masih Kaji Kandungan Emas di Rante Balla Sulsel

Tambang emas runtuh
Tim penyelamat menggunakan alat berat untuk mencari korban di tambang emas yang runtuh di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Indonesia, Kamis, 25 Februari 2021. (Foto AP / M Taufan)

Sebelumnya, perusahaan tambang emas, PT Masmindo Dwi Area, masih terus melakukan pengkajian terhadap kandungan sumber daya di wilayah Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Manager Government Relation PT Masmindo Dwi Area, Wahyu DP, mengatakan dari sekitar belasan ribu hektar yang sudah dilakukan pengkajian, baru sekitar 2.500 hektare yang diketahui berpotensi mengandung emas. Ia juga mengatakan, pihaknya belum melakukan pembebasan lahan di wilayah pengkajian.

"Kalau pun sekarang kami belum membebaskan lahan, tidak berarti kita menguasai, kita tetap membolehkan mereka (warga) masuk. Mereka leluasa keluar masuk berkebun, karena kami belum ada aktivitas sama sekali. Kami juga masih terus lakukan kajian dengan pemkab sana," ujar Wahyu DP, dikutip Rabu (19/5/2021).

PT. Masmindo Dwi Area sudah puluhan tahun beroperasi di wilayah Luwu. Di kontrak karya yang sudah diamandemen tahun 2018 lalu, diputuskan perusahaan tersebut berhak atas konsesi lahan seluas 14 ribu hektar. Wahyu DP mengatakan pihaknya berharap bisa segera melakukan pembebasan lahan.

"Dan soal pembebasan lahan, sampai sekarang, memang belum lakukan pembebasan lahan, karena masih dalam tahap review. Kalau sudah selesai, paling tidak pertengahan tahun ini kita masuk pada tahapan proses pembebasan lahan," jelasnya.

Karena PT. Masmindo Dwi Area belum juga melakukan eksplorasi di Rante Balla, pada 27 April lalu masyarakat Rante Balla menyambangi Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman, untuk mengadu.

Masyarakat mempertanyakan manfaat kehadiran perusahaan tambang tersebut yang sudah puluhan tahun hadir di Rante Balla. Masyarakat juga mempertanyakan kompensasi atas pembebasan lahan oleh PT. Masmindo Dwi Area.

PT Masmindo Dwi Area merupakan anak perusahaan asal Australia, di bawah naungan perusahaan induk bernama Nusantara Resources Limited (Nusantara). Nusantara hingga saat ini tercatat di Bursa perdagangan Australia dengan kode NUS. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya