Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Cargill di Washington DC dalam rangkaian kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Hasilnya, investasi senilai USD 350 juta atau setara Rp 5,068 triliun (kurs Rp 14.480 per dolar AS) berhasil dibawa pulang.
Bahlil mengingatkan, Indonesia saat ini telah memasuki babak baru setelah dilakukan perubahan fundamental. Pasca pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja yang merupakan gabungan dari 79 Undang-Undang, pemerintah disebutnya bakal mengimplementasikannya secara bertahap agar iklim investasi semakin kondusif.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Cipta Kerja, investor besar memiliki kewajiban untuk berkolaborasi dengan pengusaha UMKM setempat di daerah supaya dapat tumbuh bersama-sama. Termasuk Cargill yang akan menanamkan modal di Indonesia.
Advertisement
"Kami mengapresiasi kehadiran Cargill yang sudah cukup lama di Indonesia dan telah berkontribusi memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Tim Kementerian Investasi siap membantu merealisasikan rencana investasi Cargill selanjutnya," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).
Ambassador David Nelson selaku perwakilan dari Cargill memaparkan prospek diversifikasi investasi Cargill di Indonesia. Menurut dia, Indonesia sebagai negara berpopulasi terbesar keempat di dunia masih merupakan tujuan investasi yang sangat atraktif.
David juga menyampaikan, Cargill yang telah berada di Indonesia sejak 1974 memiliki rencana perluasan dan investasi baru dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang senilai USD 350 juta.
Â
Pabrik Pengolahan Jagung
Rencana investasi ini terdiri atas perluasan usaha USD 50 juta, pabrik pengolahan jagung di Jawa Timur USD 100 juta yang akan beroperasi secara komersial pada awal 2022 dan fasilitas kilang minyak kelapa sawit di Lampung senilai USD 200 juta yang telah dimulai dan ditargetkan selesai dibangun pada akhir 2022.
"Cargill selama ini bekerjasama erat dengan pengusaha lokal dan menengah kecil di lokasi investasi, dan akan terus berkomitmen untuk itu," seru David.
Dia juga mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia dalam melakukan terobosan regulasi untuk investasi.
"Inovasi dalam simplifikasi peraturan, transparansi, dan percepatan perizinan merupakan hal-hal penting dalam perizinan berusaha dan menjadi isu kunci untuk menggerakkan investasi, khususnya dalam peringkat Ease of Doing Business (EoDB)," pungkasnya.
Advertisement