91 CEO Global Kompak Minta Akhiri Subsidi Bahan Bakar Fosil

Para CEO mendesak para pemimpin dunia untuk menghilangkan subsidi bahan bakar fosil, memotong tarif barang-barang ramah iklim.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Okt 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan dari 91 perusahaan global besar menyerukan KTT COP26 untuk mengakhiri subsidi bahan bakar fosil demi mencapai emisi gas rumah kaca nol bersih.

Dalam sebuah surat yang berisikan pernyataan bersama, aliansi pimpinan perusahan, yang disatukan oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), meminta pemerintah negara-negara di dunia untuk mengurangi separuh emisi pada tahun 2030 dan mencapai nol bersih pada tahun 2050, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (29/10/2021).

Mereka mendesak para pemimpin dunia untuk "menghilangkan subsidi bahan bakar fosil, memotong tarif barang-barang ramah iklim, mengembangkan mekanisme penetapan harga karbon berbasis pasar, bermakna dan diterima secara luas dan mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan transisi yang adil," demikian surat tersebut.

Surat terbuka itu ditandatangani oleh para pimpinan perusahaan global termasuk kepala dari Allianz, Bayer, Bloomberg, Carlsberg, Dell, Deloitte, Deutsche Bank, Ericsson, Heineken, HSBC, Ingka Group (Ikea), KPMG, Microsoft, Nestle, PepsiCo, Siemens, Suntory, Swiss Re dan Tata Steel.

WEF menyatakan, mereka berkomitmen untuk mengurangi emisi lebih dari satu gigaton per tahun pada 2030 mendatang.

Diketahui, banyak dari perusahaan itu secara teratur dipilih oleh organisasi perlindungan lingkungan atau perubahan iklim untuk praktik atau produk mereka.

Konferensi Perubahan Iklim PBB, yaitu COP26, akan diadakan dari Minggu (31/10) hingga 12 November di Glasgow, Skotlandia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perusahaan Global Serukan Dukungan Pengurangan Dampak Perubahan Iklim di Negara Berkembang

6 Istilah tentang Perubahan Iklim dan COP26 yang Perlu Diketahui
Ilustrasi seruan untuk mengatasi perubahan iklim. (dok. Markus Spiske/Unsplash.com)

Kepala Platform Aksi Iklim WEF,  Antonia Gawel mengatakan bahwa para penandatangan "berkomitmen pada aksi iklim yang ambisius, dan selaras dengan sains, dan menyambut kebijakan yang berani untuk mempercepat upaya dekarbonisasi di seluruh dunia".

Para pemimpin bisnis menyerukan COP26 untuk memastikan bahwa negara-negara maju memenuhi dan melampaui komitmen dana sebesar USD 100 miliar dalam langkah mendukung upaya negara-negara berkembang mengurangi dampak perubahan iklim.

Sementara itu, kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen menyerukan kehadiran kepemimpinan iklim.

"Yang kita butuhkan adalah, pertama-tama, kepemimpinan,"  ujarnya, menjelang pertemuan puncak akhir pekan di Roma dengan negara-negara G20.

"Kami membutuhkan kepemimpinan untuk komitmen yang kredibel, dekarbonisasi untuk mencapai tujuan abad pertengahan nol bersih," kata von der Leyen kepada wartawan di Brussels.

"Tetapi kami juga membutuhkan komitmen yang cukup untuk benar-benar mengurangi emisi pada dekade ini," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya