Dampak Tapering Off AS ke RI Kecil, Rupiah Bakal Tetap Menguat

Dampak kebijakan moneter atau tapering-off yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed terhadap perekonomian Indonesia tergolong kecil.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Okt 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 19:15 WIB
FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan bahwa dampak kebijakan moneter atau tapering-off yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed terhadap ekonomi Indonesia tergolong kecil.

"The Fed cukup transparan mengkomunikasikan kebijakan mereka. Jadi pasar kelihatannya tidak akan panik seperti yang terjadi seperti dulu," kata Hans Kwee dalam diskusi virtual bertajuk 'Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed' pada Jumat (29/10/2021).

Hans juga menyebutkan bahwa kebijakan moneter ini sudah diantisipasi pelaku pasar dan pembuat kebijakan cukup lama. 

Kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding tahun 2013 silam, ketika tapering-off pada saat itu membuat nilai kurs Rupiah menyentuh level terlemah pada 2015, menjadi Rp 14.730.

Tetapi mata uang Rupiah saat ini, Hans menyebutkan, termasuk mata uang negara berkembang lainnya berada pada posisi undervalued.

"Jadi posisi mata uang kita sangat undervalued dan kemungkinan kecil sekali bahwa Rupiah akan melemah," jelasnya.

Ia melanjutkan bahwa, dominasi kepemilikan asing di instrumen keuangan Indonesia relatif lebih rendah, di pasar obligasi goverment relatif rendah, di pasar saham pun juga lebih rendah.

"Dan saat ini kita lebih melihat investor ritel itu naik sangat banyak jumlahnya, sehingga dampak dari tapering ini kemungkinan akan kecil," ujar Hans.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Selanjutnya

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada Agustus 2021, Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 0 - 0,25 persen dalam rapat Federal Open Market Committee.

Namun, Ketua The Fed, Jerome Powell sudah mengisyaratkan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tapering off atau pengurangan stimulus besar–besaran di tahun ini.

Meskipun demikian, Powell juga memperingatkan bahwa mulainya tapering pembelian asset tidak dapat diinterpretasikan sebagai sinyal segera menyusulnya kenaikan suku bunga.

Tapering-off, merupakan pengurangan stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral saat perekonomian sedang terancam dan membutuhkan banyak suntikan dana likuiditas. 

Hal ini dilakukan The Fed dengan mengurangi ukuran program pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya