Rela Lepas Pekerjaan di Industri Migas, Wanita Ini Pilih Bangun Bisnis Fesyen

Eileen Tan memutuskan membangun bisnis fesyen berkelanjutan yaitu Vintagewknd.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Miliarder. Unsplash/freestocks
Ilustrasi Miliarder. Unsplash/freestocks

Liputan6.com, Jakarta Demi mengatasi sampah di industri fesyen sebagai dampak dari hadirnya fast fashion, Eileen Tan rela meninggalkan pekerjaan penuh waktunya di industri minyak dan gas pada 2019. Ia memutuskan membangun bisnis fesyen berkelanjutan yaitu Vintagewknd.  

Mimpi Tan adalah mendesain dan membuat pakaian vintage dengan menggunakan kain lama, tetapi membuatnya tetap terlihat baru. Namun, perjalanan ini tidak selalu mudah.

Melansir dari CNBC, Minggu (7/11/2021), wanita berusia 28 tahun itu berkata, “Hal ini banyak berkaitan dengan pola pikir. Orang dan perusahaan tertarik untuk mendorong tren fast fashion. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hilang dalam prosesnya.”

Awalnya, Tan bersama dengan pasangannya yaitu Eden Tay mulai mengkurasi dan menjual pakaian vintage di marketplace Carousell pada 2015. Mereka melakukan aktivitas ini sebagai pekerjaan sampingan (paruh waktu).

Ketika menjalankan bisnis secara penuh waktu pada 2019, Tan dan Tay berfokus pada bisnis berkelanjutan.

Upcycling menjadi kunci bisnis mereka. Semua bahan pakaian yang dihasilkan berasal dari pabrik limbah garmen (pakaian jadi).

Lebih lanjut, upcycling mengacu kepada pengubahan limbah atau produk yang tidak diinginkan menjadi sesuatu yang berguna, dalam hal ini bisa berupa tas atau pakaian.

Setelah meninggalkan Carousell, mereka mendirikan e-commerce sendiri, serta memasarkan produknya di akun media sosial seperti Instagram. Tan dan Tay memiliki lebih dari 34 ribu pengikut di Instagram.

Saat ini, pemasaran lebih difokuskan di media sosial TikTok. Mereka akan merekam video dengan gaya khusus berdasarkan tema zaman dulu, seperti karakter fiksi Winnie the Pooh dan Pokemon, serta acara televisi tahun 90-an.

Tan menjelaskan pakaian berkelanjutan diproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit sehingga harga pakaian pun menjadi lebih mahal.

Prospek yang Baik di Masa Mendatang

Sustainable Fashion Jadi Tren Tahun 2021, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan
Hal-hal yang harus diperhatikan para pelaku bisnis untuk menciptakan sustainable fashion. (Foto: Unsplash.com/Hannah Morgan).

Meskipun memiliki harga yang relatif lebih mahal, produk berkelanjutan memiliki prospek yang baik di masa mendatang.

Menurut studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultan Bain & Company dan raksasa media sosial Facebook, saat ini, lebih banyak konsumen yang melihat pentingnya penerapan konsep berkelanjutan ketika melakukan pembelian.

Tercatat 90 persen konsumen ingin membeli sesuatu dari brand atau pengecer yang memiliki produk berkelanjutan. Bahkan, 85 persen dari konsumen bersedia membayar lebih untuk hal tersebut.

Tan melihat konsumen Vintagewknd sendiri menerima konsep berkelanjutan, termasuk dalam hal pakaian.

Pengecer online seperti Zalora pun secara terbuka menjadikan produk berkelanjutan sebagai prioritas utama. Tan berharap perusahaan lainnya memiliki visi yang sama.

“Untuk membuat dampak secara global, perusahaan pakaian yang lebih besar harus membuat perubahan,” tambahnya.

Adapun rencana bisnis Vintagewknd ke depannya adalah ingin membuat perlengkapan rumah tangga atau hadiah.

“Ada begitu banyak sampah di dunia. Saya pasti akan melihat keanekaragaman produk kami.”

Reporter: Shania

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya