Bos AP II Buka-bukaan Penyebab Ada Konsorsium India di Bandara Kualanamu

PT Angkasa Pura II (Persero) turut membuka pemilikan saham 49 persen kepada GMR Airports Consortium asal India di Bandara Kualanamu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Des 2021, 21:33 WIB
Diterbitkan 30 Des 2021, 21:33 WIB
Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara
Di Sumatera Utara (Sumut), Bandara Internasional Kualanamu memberhentikan operasional penerbangan penumpang berjadwal dan tidak berjadwal untuk sementara waktu

Liputan6.com, Kualanamu - Bandara internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utama hendak berbenah untuk melakukan pengembangan kapasitas.

Guna melancarkan misi tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) turut membuka pemilikan saham 49 persen kepada GMR Airports Consortium asal India dengan masa kontrak 25 tahun.

Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya membutuhkan pendanaan yang besar untuk mengembangkan bandara agar menjadi hub di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Oleh karenanya, AP II ikut mengundang konsorsium besar aviasi besar asal India tersebut. "Pendanaan itu salah satu hal. Hal yang lain adalah expansion traffic, expertise sharing, dan equity partnership," kata Awaluddin di Medan, Kamis (30/12/2021).

Kemitraan Angkasa Pura II bersama GMR Consortium terbentuk melalui perusahaan patungan bernama PT Angkasa Pura Aviasi, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Angkasa Pura II sebesar 51 persen.

Angkasa Pura Aviasi akan mengoperasikan Bandara Kualanamu dengan pola kemitraan strategis selama 25 tahun senilai USD 6 miliar melalui skema build operate transfer (BOT), di mana pada akhir kerjasama seluruh aset akan diserahterimakan kembali kepada Angkasa Pura II.

 


25 Tahun

Direktur Angkasa Pura Aviasi Haris di  Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (30/12/2021).
Direktur Angkasa Pura Aviasi Haris di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (30/12/2021).

Direktur Angkasa Pura Aviasi Haris menyampaikan, proses pengembangan itu akan berlangsung selama 25 tahun hingga 2045. Total biaya yang dianggarkan sebesar Rp 56 triliun.

"Untuk tahap awal kita akan gunakan Rp 3 triliun," ujar Haris.

Untuk proyek jangka panjang, target penumpang yang akan datang ke Bandara Kualanamu setelah terbentuk hub transit internasional hingga 2045 sebanyak 54 juta penumpang.

Sedangkan untuk kapasitasnya, pada 2024 Bandara Kualanamu bisa menampung sampai 65 juta penumpang.

Pada tahap awal di 2028, jumlah penumpang yang akan masuk ke Bandara Kualanamu ditargetkan sebanyak 17 juta. Itu sudah melebihi kapasitas saat ini yang berkisar 8-9 juta penumpang.

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya