Harga Emas Menuju Penurunan Tahunan Terbesar sejak 2015

Jika dihitung secara tahunan, harga emas telah turun sekitar 4 persen sepanjang 2021.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Jan 2022, 07:59 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2022, 07:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia. Harga emas berjangka AS menguat 0,5 persen menjadi USD 1.823,00 per ons. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan hari terakhir di 2021. namun jika dihitung secara tahunan, harga emas menuju penurunan tahunan terbesar sejak 2015.

Penurunan harga emas ini karena Bank Sentral AS atau the Fed mulai mengurangi stimulus ekonomi yang membuat peredaran uang di masyarakat berkurang.

Bahkan pengurangan stimulus ini tetap dijalankan meskipun saat ini masih ada ancaman virus Covid-19 varian baru Omicron yang penyebarannya sudah mencapai ratusan negara.

Mengutip CNBC, Sabtu (1/1/2022), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke level USD 1.822,11 per ons pada pukul 11.13 EDT, setelah sebelumnya sempat mencapai puncaknya sejak 22 November di USD 1.827,26 per ons.

Sedangkan harga emas berjangka AS juga menguat 0,5 persen menjadi USD 1.823,00 per ons.

Jika dihitung secara tahunan, harga emas telah turun sekitar 4 persen sepanjang 2021 karena pemulihan ekonomi global mendorong lebih banyak investor ke aset berisiko dan membatasi minat untuk aset safe-haven seperti emas batangan.

Menambah tekanan ke harga emas adalah indikasi bahwa bank sentral AS akan mempercepat langkah penarikan stimulus secara besar-besaran karena berasumsi bahwa pandemi sudah mulai mereda.

Meskipun logam mulia batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang biasanya dihasilkan dari stimulus yang meluas, kenaikan suku bunga akan diterjemahkan ke dalam biaya yang lebih tinggi untuk memegang emas.

“Dengan imbal hasil obligasi AS berjangka waktu 10 tahun akan mencapai 2 persen di 2022 bersama dengan inflasi sementara, emas mungkin berada dalam pertempuran yang menurun,” kata analis DailyFX, Warren Venketas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prospek 2022

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

The Fed diperkriakan akan menerapkan tiga kenaikan suku bunga di 2022. Sementara efek kekhawatiran penyebaran varian Omicron dapat mendukung harga emas.

"Pada saat yang sama, gerak emas dapat dipengaruhi beberapa katalis untuk kenaikan substansial tahun depan, baik itu kesalahan kebijakan Fed, inflasi yang sangat tinggi, atau bahkan lonjakan ketegangan geopolitik." jelas analis Exinity, Han Tan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya