Krakatau Steel Likuidasi MJIS, Dianggap Tak Efisien

PT Krakatau Steel akan melikuidasi salah satu anak usahanya sebagai cara meningkatkan efisiensi perusahaan

oleh Tira Santia diperbarui 11 Apr 2022, 13:11 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 13:11 WIB
Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Liputan6.com, Jakarta Direktur utama PT Krakatau Steel Silmy Karim, mengatakan PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) akan dilikuidasi, lantaran anak perusahaan ini dinilai sudah tidak efisien untuk dilanjutkan.

Hal itu disampaikan Dirut Krakatau Steel dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional, Senin (11/4/2022).

“Saat ini posisinya MJIS sudah mendapatkan persetujuan untuk likuidasi,” kata Dirut Krakatau Steel Silmy.

Lebih lanjut, Silmy mengatakan saat ini BUMN baja ini memang sedang melakukan transformasi dan restrukturisasi bukan hanya di induk saja, tetapi juga sampai di anak perusahaan, dimana bagi anak perusahaan yang sudah sehat akan masukkan ke subholding.

Sementara untuk MJIS yang merupakan anak perusahaan patungan antara Krakatau Steel dan PT Antam (Persero) Tbk yang berdiri pada 9 Juni 2008, lalu tahun 2015 berhenti beroperasi tidak dimasukkan ke subholding, karena kondisinya yang tidak efisien dilanjutkan usahanya.

“Nah, yang others itu MJIS adalah sarana smelter di Kalimantan Selatan, yang saat ini memang itu dibangun 2008. Jadi, memang ini tidak bisa digunakan lagi karena sudah tidak efisien, dan juga lokasinya pun jauh dari produksi lanjutannya,” ujarnya.

 

Sudah Mangkrak Sejak 2015

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)

Dikutip dari laman Meratus Jaya, sebagaimana diketahui bahwa Pabrik PT MJIS yang berlokasi di Batulicin Kab. Tanah Bumbu Kalimantan Selatan sudah mangkrak (tidak beroperasi) sejak tahun 2015 hingga saat ini.

Tak beroperasinya anak usaha Krakatau Steel ini disebabkan turunnya harga biji besi di pasaran dunia, sehingga harga jualnya tidak kompetitif lagi.

Bahkan PT Meratus Jaya Iron & Steel sempat berproduksi selama kurang lebih 3 tahun 2012-2015 dan telah melakukan pengiriman perdana produk sponge iron (besi spon) sebanyak 5.000 metrik ton ke Krakatau Steel.

“Dan di Krakatau Steel sendiri (sekarang) Kita sudah tidak pakai sponge iron (dari MJIS),” pungkasnya.

Krakatau Steel Raup Laba Bersih Rp 258 Miliar di Kuartal I 2022

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan laba bersih sebesar Rp 258 miliar sampai kuartal I tahun 2022. Hal ini menunjukkan kinerja Krakatau Steel semakin baik.

“Q1 2022 sebagai update memang belum audit tetapi untuk menggambarkan kinerja Krakatau Steel semakin baik di Q1 2022,” kata Direktur utama PT Krakatau Steel Silmy Karim dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional, Senin (11/4/2022).

Di sisi penjualan Krakatau Steel pada kuartal pertama 2022 mencapai kurang lebih USD 647 juta atau setara Rp 10 triliun, padahal masih kuartal pertama, namun kinerjanya sudah baik.

 

Ekspor Baja

Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Kemudian, laba bruto Krakatau Steel di kuartal pertama tahun 2021 mencapai USD 68 juta, serta Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) nya sudah mencapai USD 53 juta dan laba bersih USD 18 juta atau setara Rp 258 miliar.

“Jadi, disini terlihat bagaimana perkembangan daripada Krakatau Steel dan juga di bulan di Q1 ini kita memecahkan rekor ekspor di bulan Maret,” ujarnya.

Tercatat ekspor baja yang dilakukan Krakatau Steel pada Maret sebanyak 116.000 ton. Pencapaian tersebut, karena melihat situasi perkembangan dunia banyak yang membutuhkan baja, sehingga ini menjadi kesempatan bagi Krakatau Steel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya