ID Food Gandeng Swasta Bangun Industri Susu Sapi Nasional

Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan turunan dari FrieslandCampina akan menjadi off-taker susu sapi produksi peternak nasional.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Sep 2022, 13:23 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2022, 13:20 WIB
Produksi Susu Sapi Perah di Jakarta Tidak Terpengaruh PMK
Pekerja menyaring susu sapi perah di salah satu peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (25/5/2022). Perternakan sapi perah di tempat tersebut selalu rutin menjaga kesehatan sapi dengan mendatangkan dokter. Dan saat ini harga susu dijual Rp 11.000 per liter. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Holding BUMN Pangan atau ID Food terus mendorong produksi susu sapi dalam negeri. Caranya dengan membantu dalam penyaluran pakan, utamanya jagung sebagai salah satu komponen pokok.

Langkah ini merespons jumlah produktivitas sapi perah lokal yang disebut masih kalah dibanding dengan negara lain. Harapannya, melalui upaya ini turun mendorong tingkat produksi kedepannya.

“Jagung untuk pakan ternak sapi yang disediakan akan dihasilkan dari hasil kemitraan dengan petani yang tergabung dalam Program Makmur yang sekaligus memberikan kepastian penyerapan bagi para Mitra petani ID FOOD dan tentu saja meningkatkan kesejahteraan petani mitra ID FOOD,”ujar Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang mendorong keterlibatan perusahaan - perusahaan BUMN untuk memberikan dukungan dalam memperkuat ekosistem pangan susu dalam negeri. Baik melalui kerja sama lahan, keterlibatan dalam rantai pasok makanan, pendampingan serta pembiayaan bagi UMKM.

Frans melanjutkan setelah Holding pangan ID FOOD terbentuk awal tahun 2022 ini, sesuai misi perusahaan memperkuat produksi produk pangan dan penunjangnya, salah satunya di sektor peternakan yang dikolaborasikan pihak swasta industri susu dan sinergi BUMN PTPN Holding. Serta, kerja sama untuk mendukung Pemerintah dalam perkuat ekosistem pangan susu dalam negeri.

BUMN hingga perusahaan swasta Pelaku Usaha produsen susu saling bersinergi dan memiliki peran guna mendukung Pemerintah dalam perkuat ekosistem pangan susu dalam negeri. Diantaranya PTPN Holding melalui anak usahanya yaitu PTPN VIII berperan dalam menyediakan lahan ternak, sedangkan BUMN ID FOOD Group berperan memasok pakan ternak ke peternakan sapi perah yang didirikan sebagai pelaksanaan Kerjasama.

 

Kerja Sama

Produksi Susu Sapi Perah di Jakarta Tidak Terpengaruh PMK
Pekerja memerah susu sapi di salah satu peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (25/5/2022). Menurut pekerja, isu wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) akhir-akhir ini tidak berpengaruh terhadap penjualan susu sapi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara peran HVA International B.V akan menjadi penghimpun investasi sekaligus operator dalam pengembangan peternakan sapi perah. Untuk menampung hasil produksi, Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan turunan dari FrieslandCampina akan menjadi off-taker.

Penandatangan Kerja Sama antara BUMN Holding Pangan ID FOOD, PTPN Holding, FrieslandCampina dan HVA International B.V disaksikan secara langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, 2 September 2022 di Belanda.

Menteri Erick mengatakan dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan akan meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu segar dalam negeri.

“Kami akan memastikan bahwa kerja sama ini juga membawa multiplier effects untuk perekonomian masyarakat, khususnya ekosistem produksi susu sapi dalam negeri,” terang Menteri Erick.

 

Konsumsi Susu Sapi Indonesia

Produksi Susu Sapi Perah di Jakarta Tidak Terpengaruh PMK
Pekerja memerah susu sapi di salah satu peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (25/5/2022). Perternakan sapi perah di tempat tersebut selalu rutin menjaga kesehatan sapi dengan mendatangkan dokter. Dan saat ini harga susu dijual Rp 11.000 per liter. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Indonesia hingga saat ini masih menghadapi ancaman stunting, atau kekurangan gizi yang berdampak pada terganggunya pertumbuhan anak.

Menurut data WHO, Indonesia masih termasuk dalam negara ketiga dengan angka kasus stunting (kerdil) balita tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 36,4 persen.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Tanah Air adalah faktor rendahnya konsumsi susu di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, lanjutnya, jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia adalah 16,27 kg per kapita per tahun. Angka tersebut, masih jauh dibanding negara-negara tetangga, seperti Malaysia (26,20 kg/kapita/tahun); Myanmar (26,7 kg/kapita/tahun); dan Thailand (22,2 kg/kapita/tahun).

 

Kebutuhan Susu Nasional

Produksi Susu Sapi Perah di Jakarta Tidak Terpengaruh PMK
Pekerja memerah susu sapi di salah satu peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (25/5/2022). Perternakan sapi perah di tempat tersebut selalu rutin menjaga kesehatan sapi dengan mendatangkan dokter. Dan saat ini harga susu dijual Rp 11.000 per liter. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Erick mengatakan, kebutuhan susu nasional, saat ini mencapai 4,4 juta ton per tahun. Sementara, produksi susu segar dalam negeri baru mencukupi 21 persen dari kebutuhan.

"Permintaan susu terus meningkat, tetapi belum dapat diimbangi dengan produksi dalam negeri," ujarnya.

Dengan latar belakang tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN, terus berupaya meningkatkan produksi susu dalam negeri. Salah satunya, dengan memperbaiki produksi susu segar dari sisi hulu dengan membentuk kemitraan antara peternak susu dengan koperasi dan industri besar.

"Kementerian BUMN telah aktif mendorong keterlibatan perusahaan-perusahaan BUMN untuk memberikan dukungan, baik melalui kerja sama lahan, keterlibatan dalam rantai pasok makanan, pendampingan serta pembiayaan bagi UMKM," imbuh Erick.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya