Liputan6.com, Jakarta Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan mampu menghasilkan pertumbuhan impresif pada Triwulan II 2022 sebesar 5,44% (yoy). Capaian ini bahkan tercatat lebih baik dibandingkan negara lain yang mengalami perlambatan ekonomi. Meski kondisi ekonomi membaik, tak lantas membuat Indonesia bebas dari ancaman inflasi.
Inflasi menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat karena dampak krisis energi global yang sudah rembes ke sektor ekonomi riil. Terlebih lagi, baru-baru ini pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.
Dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com, Kamis (22/8/2022), Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang menjadi Keynote Speaker menyampaikan bahwa ketidakpastian global dapat memberikan tekanan terhadap inflasi dan kenaikan harga komoditas energi dan pangan. Hal itu sebagai akibat dari peningkatan permintaan serta disrupsi rantai pasok mendorong peningkatan inflasi yang signifikan di berbagai negara seperti Turki, India, Korea Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia.
Advertisement
"Sejalan dengan inflasi Indonesia dalam tren meningkat dan berada di atas sasaran inflasi sebesar 3 plus minus 1%, namun inflasi kita masih relatif terkendali," kata Airlangga.
Di bulan Agustus 2022, inflasi Indonesia tercatat sebagai 4,69% yoy lebih rendah dibandingkan inflasi Juli sebesar 4, 94%. Inflasi Indonesia juga meningkat di bulan Juli didorong oleh lonjakan inflasi volatile food yang tercatat sebesar 11,47% year-on-year dan telah berhasil ditekan di bulan Agustus menjadi 8,93 yoy seiring dengan upaya TPIP dan TPID yang melakukan ekstra effort pengendalian inflasi.
"Kita akan terus menekan inflasi volatile food agar dapat mencapai komitmen awal pada HLM TPIP Maret lalu yang besar targetnya adalah 3-5 persen. Jika dilihat secara regional, dari 90 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) secara tahunan, terdapat 66 kota IHK yang realisasinya inflasinya di atas nasional dan kerja sama antar daerah guna menekan inflasi akan terus didorong efektif agar dapat menjaga stabilitas harga di masyarakat," jelasnya.
Meskipun saat ini dampak dari kondisi global sulit dikendalikan, namun pemerintah mengupayakan menjaga harga domestik yang supply changed-nya dapat benar-benar dapat dikendalikan yaitu utamanya adalah komoditas pangan.
"Pemerintah akan terus memonitor pergerakan harga komoditas pangan agar dapat segera melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan harga," kata Airlangga.
Pasca kenaikan harga BBM jumlah komoditi pangan seperti cabai bawang merah mengalami kenaikan harga. Namun demikian, menurut Airlangga kondisi saat ini pergerakan masih cenderung menurun dan stabil. Selain cabai dan bawang, komoditas lain yang mendapat perhatian dan harus dijaga adalah beras.
Pemerintah Perkuat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah
Menghadapi perkembangan inflasi saat ini, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah melalui TPID-TPID akan terus memperkuat koordinasi maupun sinergi program kebijakan untuk stabilisasi harga terutama pasca penyesuaian BBM guna mendukung pencapaian inflasi nasional agar tetap terkendali.
"Sebagai langkah dalam pengendalian inflasi terus didukung antara lain perluasan kerja sama antar daerah agar daerah surplus atau defisit saling bekerja sama untuk menjaga ketersediaan suplai komunitas. Selain itu, peningkatan pelaksanaan operasi penumpasan memastikan keterjangkauan harga dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk peningkatan program ketersediaan pangan dan stabilisasi harga agar dapat menstabilkan harga beras," jelas Airlangga.
Strategi pemerintah belum sampai disitu, selanjutnya, kata Airlangga, pemerintah akan memperluas kerjasama dengan pelaku digital pertanian guna peningkatan produktivitas maupun pemanfaatannya dalam rangka memperlancar distribusi.
Mempercepat implementasi program tanam pangan pekarangan, misalnya cabai untuk mengantisipasi tingginya permintaan di akhir tahun dan jangka menengah tentu mengembangkan berbagai produk dan program dalam hilirisasi produk hortikultura.
"Sarana dan prasarana seperti penyimpanan dan storage juga diperbanyak dan diperkuat, terutama untuk daerah sentra produksi agar petani bisa berproduksi pembeli siaga nya sudah jelas dan sehingga dengan demikian kecukupan pasokan bisa dipertahankan lebih lama disimpan," jelasnya.
Advertisement
Respon Penyesuaian Harga BBM, Pemerintah Berikan 3 Jenis Bantalan Sosial
Sebagai respon penyesuaian harga BBM, Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah memberikan tiga jenis tambahan bantalan sosial yaitu bantuan langsung tunai, bantuan subsidi upah dan pemerintah daerah agar menggunakan 2% dana transfer umum sebagai penambahan bantuan sosial untuk membantu sektor transportasi. Seperti angkutan umum, ojek online bahkan nelayan demi memberikan bantuan sosial tambahan.
"Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk ketiga bantalan sosial tersebut adalah 24,17 triliun dan pemberian berbagai bantalan sosial diharapkan dapat melindungi daya beli masyarakat dari tekanan kenaikan harga global dan juga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia," kata Airlangga.
Selain itu, pemerintah pusat juga mengarahkan pemerintah daerah untuk mengoptimalisasi penggunaan biaya tidak terduga yaitu sebesar 2% dalam rangka pengendalian inflasi maupun penanggulangan BBM serta memperkuat dengan gerakan nasional pengendalian inflasi agar dapat segera menstabilkan harga. Melihat
Kondisi saat ini dan berbagai pengalaman dalam kenaikan BBM, inflasi diperkirakan akan meningkat di bulan September dan akan cenderung menurun dalam 3-4 bulan ke depan.
"Dengan berbagai program dan pemberian subsidi bantuan untuk sektor transportasi dengan dana BTT dan 2% DTU, pemerintah optimis inflasi pangan dapat ditekan di bawah 5%," tutur Airlangga.
Inspirato Sharing Session dengan tema "Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi" turut menghadirkan Iskandar Simorangkir, Deputi I Ekonomi Makro dan Keuangan: A. Zaki Iskandar, Bupati Tangerang: Mohammad Faisal, Ekonom CORE; dan Teguh Dartanto, Akademisi UI sebagai narasumber.
Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi yang menarik mulai dari tren inflasi di berbagai negara di dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia, perkembangan alokasi subsidi energi, langkah-langkah extra effort dalam menjaga stabilisasi harga, hingga strategi pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang.
(*)