Liputan6.com, Jakarta -- Investasi emas kembali jadi incaran investor saat krisis melanda. Secara historis, harga emas terus naik dalam kondisi apapun. Bahkan harga emas dapat melampaui inflasi.
Maka tak ayal instrumen ini banyak diburu sebagai safe haven saat kondisi ekonomi sedang tidak pasti. Masalahannya, tidak semua orang memiliki cukup uang untuk membeli emas dalam gramasi besar sekaligus.
Sebagai gambaran, untuk gramasi emas 1 gram saat ini dibanderol sekitar Rp 900 ribu-1 juta-an. Namun, bukan berarti tak ada cara lain untuk mengakumulasi emas. Co Founder & COO PT Indonesia Logam Pratama, Andreas Setiawan memperkenalkan aplikasi Treasury, yang memungkinkan seseorang menabung emas secara digital mulai dari Rp 5.000 saja.
Advertisement
"Kalau di aplikasi Treasury bisa beli emas mulai dari Rp 5.000. Jadi nanti secara berkala dikumpulkan. Hingga (akumulasi) mencapai ukuran (gramasi) paling kecil, misalnya 0,1 gram, dia bisa cetak,” kata Andreas dalam Money Buzz, Selasa (7/2/2023).
Andreas menjelaskan, pihak Treasury memberlakukan pencadangan 1:1 atas emas yang dibeli oleh nasabah. Sehingga sewaktu-waktu nasabah ingin mencetak emas, maka Treasury bisa menyediakannya. Tak hanya itu, pembelian emas digital pada aplikasi Treasury juga dicatatkan kepada Bappebti, sehingga legalitas dan kepemilikannya jelas.
"Jadi ketika nasabah beli emas digital, Treasury mencadangkan emas 1:1 sesuai jumlah yang ditransaksikan. Treasury kemudian melaporkan kepada lembaga kliring untuk mencatat transaksi itu. Kliring nantinya melaporkan secara berkala update kepada Bappebti. Dengan demikian, jadi sangat aman karena nasabah tidak beli sesuatu yang abal-abal atau bodong,” imbuh Andreas.
Treasury merupakan merek dagang dari PT indonesia Logam Pratama. Treasury merupakan pedagang fisik emas digital pertama di Indonesia yang telah mendapat perizinan resmi dari Bappebti pada 13 Desember 2021.
Dalam menjamin keamanan, kepastian, serta penyelesaian segala transaksi pengguna, Treasury memiliki sertifikat keanggotaan dari salah satu lembaga kliring di Indonesia, Indonesia ClearingHouse (ICH) serta sertifikat keanggotaan bursa berjangka yaitu Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX). Di mana keduanya diawasi oleh Bappebti.
Prediksi Harga Emas Dunia, Siap-Siap Anjlok?
Sebelumnya, harga emas anjlok pada perdagangan Jumat pekan lalu. Harga emas turun USD 50 menyusul laporan ketenagakerjaan yang mengejutkan dari Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Kitco, Senin (6/2/2023) AS menambahkan 517.000 pekerjaan pada bulan Januari yang membuat tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen. Ini menjadi level terendah sejak 1969.
Sementara itu, data terbaru dari Institute of Supply Management (ISM) menyebut sektor jasa AS naik menjadi 55,2 persen setelah kontraksi pada Desember 2022 lalu.
"Data hari ini membuat kesal Federal Reserve (Bank Sental AS, The Fed), yang cukup percaya diri tentang tren inflasi. Sektor jasa ini masih terlalu kuat. Dan itu akan membuat tekanan upah tetap tinggi," kata Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya.
Setelah menaikkan suku bunga dengan kecepatan lebih lambat 25 basis poin pada hari Rabu, Ketua Fed Jerome Powell berbicara tentang kemajuan disinflasi.
"Sungguh menggembirakan melihat proses disinflasi sekarang sedang berlangsung," katanya.
"Kami sekarang dapat mengatakan, untuk pertama kalinya, bahwa proses disinflasi telah dimulai. Dan sejauh ini kami melihatnya dalam harga barang."
Advertisement
Prediksi Harga Emas
Namun, Powell mengakui bahwa sektor jasa belum merasakan perlambatan inflasi. Sebelum laporan ketenagakerjaan hari Jumat, pasar mencari Fed untuk berpotensi mengakhiri siklus kenaikan pada bulan Maret, tetapi sekarang berubah, dan emas bereaksi terhadap hal tersebut..
"Ini sangat mengganggu perdagangan emas. Pasar mengira kita sudah sangat dekat dengan akhir pengetatan Fed. Dan sekarang, ada pertanyaan kapan ekonomi ini akan benar-benar melemah. Laporan ketenagakerjaan ini sangat kuat, dan itu menunjukkan bahwa tekanan upah tidak akan turun dalam waktu dekat," tambah Moya.
Harga emas dunia telah bergerak dari USD 1.700 ke USD 1.900. Namun harga emas diperkirakan akan berada di kisaran USD 1.870 per ons. Meski demikian, ada potensi harga emas mengalami penurunan ke USD 1.850 hingga USD 1.800.
Harga Emas Anjlok pada 4 Februari 2023
Sebelumnya, harga emas dunia turun pada perdagangan Jumat ke level terendah dalam lebih dari tiga minggu setelah data pekerjaan AS yang diliris lebih kuat dari perkiraan.
Harga emas dunia turun karena data tenaga kerja yang melemah menimbulkan kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan dapat terus menaikkan suku bunga.
Mengutip CNBC, Sabtu (4/2/2023), harga emas di pasar Spot turun 2,5 persen menjadi USD 1.864,79 per ons. Harga emas ini berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak awal Oktober.
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun 2,7 persen menjadi USD 1.878,10 per ons.
Pekerjaan AS meningkat tajam pada Januari 2023, dengan adanya tambahan 517 ribu posisi. Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dibanding dengan Desember 2022.
"(Data) ini akan menambah dukungan pada argumen bahwa Fed mungkin harus tetap sedikit lebih agresif ke depannya," kata analis senior OANDA, Edward Moya.
Nilai tukar dolar S melonjak 0,9 persen, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu di awal sesi perdagangan sehingga membuat harga emas menjadi taruhan yang kurang menarik.
Sedangkan untuk imbal hasil surat utang negara 10 tahun juga naik.
Di awal pekan ini, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga seperempat poin persentase setelah pad tahun kemarin menaikkan dengan presentase yang lebih besar. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memperingatkan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.
Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena kenaikan bunga membuat peluang keuntungan memegang emas batangan melbih kecil dibanding dengan obligasi.
Advertisement