Liputan6.com, Jakarta - Masa tugas Budi Waseso alias Buwas di Perum Bulog akan segera berakhir pada April 2023. Menteri BUMN Erick Thohir mengaku tengah memproses calon pengganti Budi Waseso sebagai Direktur Utama Perum Bulog.
Dalam proses tersebut, Erick Thohir menegaskan akan menggunakan mekanisme Tim Penilai Akhir (TPA), seperti yang ia lakukan pada BUMN lainnya.
"Jadi biasanya kita mengajukan dua sampai tiga nama, nanti baru ditentukan. Jadi ada prosesnya. Jadi kalau ditanya, ya prosesnya sedang berjalan. Tapi siapa pun nanti, kita lihat," ujar Erick Thohir di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).
Advertisement
Sebelumnya, Buwas juga telah buka suara soal nasibnya ke depan pasca masa jabatan di Perum Bulog berakhir bulan depan. Ia mengaku, dirinya belum punya rencana lebih lanjut selepas keluar dari Bulog.
Jabatan Baru Budi Waseso
Mantan Kabareskrim ini menegaskan, ia bakal fokus menjalani sisa masa tugasnya sebagai Dirut Perum Bulog. Namun, ia tidak mempermasalahkan bila dirinya kelak bakal diberikan jabatan baru oleh Presiden.
"Sekarang gini loh, sekarang apa yang menjadi tugas kita sekarang kita laksanakan dengan baik. Next kita mau diapain, ya enggak ada masalah, karena saya terbiasa dengan itu. Saya hanya punya target untuk melaksanakan tugas dengan baik," ungkapnya saat ditemui beberapa waktu lalu di Kantor Bulog, Jakarta.
"Kalau saya diberikan amanah, ya saya kerjakan. Seperti gini contoh, ketika saya saat di Bulog, kan ini amanah yang diberikan pak Presiden pada saya," imbuh Buwas.
Menurutnya, ia tak berhak mendahului berbagai asumsi yang ada soal nasibnya ke depan. Buwas berkomitmen untuk menuntaskan berbagai misinya di Bulog hingga masa akhir jabatannya, termasuk untuk urusan penyediaan beras.
"Kapasitas saya bukan untuk menolak atau mengiyakan. Saya ya siap untuk melaksanakan dengan segala konsekuensinya. Target saya dekat ini, bagaimana operasi pasar bisa menurunkan harga beras. Dan beras saya betul-betul sampai ke konsumen," pungkasnya.
Buwas: Pemerintah Masih Punya Sisa Utang Rp 1,2 Triliun ke Bulog
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mencatat, pemerintah masih punya sisa utang sebesar Rp 1,2 triliun yang belum dibayarkan kepada Bulog hingga 2022.
Mantan Kabareskrim itu menyampaikan, total piutang pemerintah kepada Bulog sebelumnya sebesar Rp 5,2 triliun. Namun karena adanya keterlambatan pembayaran, jadinya seluruh utang itu belum bisa terlunaskan sampai akhir tahun lalu.
"Waktu itu pemerintah punya utang ke kita Rp 5,2 triliun. Sudah dibayar Rp 4 triliun, jadi tinggal sisanya. Target tahun ini ya pasti dibayarlah, sudah proses kok," ujar Budi Waseso di Gudang Beras Cipinang, Jumat (3/2/2023).
Buwas menyebut, jumlah tersebut belum termasuk selisih harga beras impor 500 ribu ton yang didatangkan dari sejumlah negara. Dalam hal ini, Perum Bulog telah meminjam dana dari bank Himbara untuk mendatangkan stok beras tersebut.
Advertisement
Dijual Murah
Tapi nantinya, beras impor kualitas premium tersebut bakal dijual lebih murah ke pasaran dari harga seharusnya. Selisih harga tersebut kemudian akan ditanggung oleh pemerintah.
"Ini saya beli kan pake uang pinjam bank. Nah, ini diperhitungkan. Umpama beli beras premium ini sampai di gudang, saya belinya Rp 9 ribu (per kgl paling mahal. Tapi ketentuannya kan ngelepas Rp 8,3 ribu (per kg), berarti ada selisih Rp 700 kan. Nah, selisihnya dibayar oleh negara," jelasnya.
Untuk modal impor beras, Bulog disebutnya berutang kepada perbankan BUMN sekitar Rp 7 triliun. "Yang masuk untuk pembelanjaannya yang jelas Rp 7 triliun, termasuk yang impor," pungkasnya.