Cetak Rp 15 Triliun Transaksi Global, Gotrade Tawarkan 600 Kontrak Aset di Indonesia

Gotrade Indonesia optimis dapat semakin menggarap pangsa pasar Gen Z dan milenial di Indonesia setelah dapat menawarkan lebih dari 600 kontrak aset keuangan pada bursa NASDAQ dan NYSE di Amerika Serikat.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Gotrade Indonesia optimis dapat semakin menggarap pangsa pasar Gen Z dan milenial di Indonesia setelah dapat menawarkan lebih dari 600 kontrak aset keuangan pada bursa NASDAQ dan NYSE di Amerika Serikat. Foto: Freepik/mindandi

Liputan6.com, Jakarta Gotrade Indonesia optimis dapat semakin menggarap pangsa pasar Gen Z dan milenial di Indonesia setelah dapat menawarkan lebih dari 600 kontrak aset keuangan pada bursa NASDAQ dan NYSE di Amerika Serikat.

Jumlah ini meningkat pesat dari sebelumnya 50 kontrak aset. Dengan bertambahnya aset yang ditawarkan pada platform Gotrade Indonesia secara signifikan, penetrasi pasar juga diharapkan akan semakin meningkat di Indonesia.

Per Februari 2023, berdasarkan data internal perusahaan, sistem Gotrade secara global sudah memfasilitasi transaksi (jual beli) dengan nilai lebih dari USD 1 miliar, atau setara Rp 15 triliun, melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan keuangan di Asia Tenggara, seperti Valbury Asia Futures di Indonesia.

"Kami selalu berkomitmen untuk menciptakan produk teknologi yang mudah digunakan oleh lembaga keuangan untuk membantu mereka menyasar nasabah-nasabah muda. Dengan bertambahnya aset-aset baru yang resmi ini, nasabah memiliki opsi investasi lebih banyak untuk melakukan diversifikasi di berbagai sektor, mulai dari teknologi, keuangan, ritel, energi, manufaktur, dan lainnya," kata co-founder Gotrade Norman Wanto, dikutip Jumat (26/5/2023).

Norman juga mengungkapkan optimismenya karena 600 kontrak aset keuangan baru ini sudah terdaftar resmi seiring dengan diterbitkannya peraturan baru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti Nomor 2 tahun 2023.

“Kami tentu mengapresiasi terobosan regulasi dari Bappebti sehingga perusahaan kami dapat mengembangkan inovasi baru untuk para nasabah kami," lanjut Norman.

Di Indonesia, Gotrade Indonesia terdaftar sebagai sistem resmi dan legal yang disediakan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) untuk Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri PT. Valbury Asia Futures, Pialang Berjangka yang terdaftar dan diawasi oleh Bappebti. Seluruh transaksi tercatat di BBJ dan PT. Kliring Berjangka Indonesia.

Dalam rangka mendorong ekspansi, Gotrade Indonesia dan Valbury Asia Futures juga telah meluncurkan fitur pembayaran melalui uang elektronik seperti Ovo.

Fitur ini diharapkan dapat semakin menyasar segmen generasi muda yang sudah akrab menggunakan produk-produk uang dompet elektronik. Apalagi, Gotrade menawarkan fraksionalisasi sehingga pengguna dapat memulai investasi dengan jumlah rendah, sesuai dengan perilaku nasabah Gen-Z dan milenial pengguna dompet elektronik.

Di awal 2023 lalu, data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi uang elektronik hingga lebih dari 30 persen mencapai Rp.399,6 triliun, yang ditopang oleh preferensi masyarakat bertransaksi secara online.

Investasi Indonesia di Bursa AS Tumbuh Hampir 10 Kali Lipat

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Data publikasi Kementerian Keuangan Amerika Serikat memperlihatkan tingginya animo masyarakat Indonesia berinvestasi di Amerika Serikat (AS). 

Aset long term securities investor Indonesia di pasar modal AS mengalami peningkatan hingga 9,87 kali lipat dalam kurun waktu September 2018 hingga September 2022.

Nilai aset naik dari USD 358 juta atau setara Rp 5,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.985 per dolar AS) pada 2018 menjadi USD 3,5 miliar atau setara Rp 52,4 triliun pada 2022. Peningkatan aset ini terjadi justru di saat negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand mengalami penurunan.

Kementerian Keuangan AS (US Department of Treasury) secara rutin mempublikasikan data aset sekuritas (efek) termasuk saham lintas batas yang diperdagangkan oleh penduduk luar negeri. Termasuk juga efek luar negeri yang diperdagangkan oleh penduduk AS. 

Sebagai pengembang aplikasi yang bermitra dengan PT Valbury Asia Futures untuk memberikan akses investor ritel Indonesia ke perusahaan terbuka di AS, Gotrade Indonesia mengapresiasi perkembangan positif ini. 

Gotrade meyakini pertumbuhan masif tersebut masih akan terjadi pada 2023. Kinerja tahun lalu tersebut membuat Gotrade akan melakukan berbagai ekspansi usaha di tahun ini.

Vice President Gotrade Indonesia Ajisatria Suleiman sendiri meyakini penduduk Indonesia sudah sejak lama memanfaatkan produk keuangan di Amerika Serikat sebagai sarana mengelola diversifikasi risiko investasi. Aji menilai ketidakpastian ekonomi global juga menjadi pendorong kebutuhan diversifikasi risiko tersebut.

“Statistik ini menunjukkan buktinya. Namun sayangnya, selama ini opsi penting diversifikasi investasi ini hanya dimiliki oleh kalangan terbatas saja,” ujar Aji dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (28/1/2023).

Platform GoTrade

Gotrade fasilitasi penyelenggaraan Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN) atas Kontrak Derivatif saham asing dengan bekerja sama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)
Gotrade fasilitasi penyelenggaraan Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN) atas Kontrak Derivatif saham asing dengan bekerja sama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)

Aji menambahkan dengan adanya platform Gotrade pada Valbury yang aman dan didukung kerangka regulasi Indonesia yang ketat, semua lapisan investor ritel Indonesia akan mudah memasuki bursa AS sebagai salah satu opsi portofolio investasi mereka.

Selama ini Gotrade Indonesia sendiri merupakan sistem resmi dan legal yang digunakan oleh Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) untuk menyelenggarakan Penyaluran Amanat Nasabah melalui PT. Valbury Asia Futures, suatu pialang berjangka yang berizin resmi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Investor Indonesia dapat Akses Bursa Berjangka Luar Negeri

Lewat Valbury Asia Futures, investor Indonesia dapat mengakses berbagai bursa berjangka luar negeri. Seluruh transaksi menjadi aman dan tercatat di BBJ dan lembaga Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Sejak tahun lalu, Gotrade telah memfasilitasi BBJ untuk menyediakan trading kontrak derivatif saham fraksional ke dua bursa terbesar dunia di AS. Di New York Stock Exchange (NYSE) dan NASDAQ, saat ini Gotrade menyediakan total 50 saham emiten yang dapat diperjualbelikan dengan mudah dan terjangkau. Sistem perdagangan ini sepenuhnya mengacu pada Peraturan Bappebti Nomor 2 tahun 2022. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya