Kisah Pekerja IT Rela Tinggalkan Pekerjaan demi Jadi Pengusaha Batu Permata karena Hobi

Mengenal GEMSTORY, usaha batu permata dan kristal di Singapura yang memiliki kisah unik mulai dari awal sejak didirikan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Jun 2023, 21:06 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 21:06 WIB
Founder bisnis batu permata dan kristal GEMSTORY, Glenn Poh.
Founder bisnis batu permata dan kristal GEMSTORY, Glenn Poh.

Liputan6.com, Jakarta Dalam penyelenggaraan Wellness Festival Singapore (WFS) 2023, Singapura melibatkan sejumlah bisnis lokal yang ikut mempromosikan kesejahteraan holistik.

Didukung oleh 3 pilar utama - Kebugaran, Kesehatan Emosional & Mental, dan Gaya Hidup, Wellness Festival Singapore bertujuan untuk menghadirkan pendekatan holistik terhadap kesehatan dan memperkenalkan berbagai cara untuk mencapai keseimbangan dalam hidup.

Salah satu bisnis lokal yang ikut serta dalam festival ini adalah GEMSTORY, usaha batu permata dan kristal yang memiliki kisah unik mulai dari awal sejak didirikan.

Melansir laman resminya, gemstory.asia, Jumat (23/6/2023) GEMSTORY didirikan sebagai bisnis tunggal sejak tahun 2013 dan berkembang menjadi perusahaan swasta terbatas pada tahun 2018 dengan niat untuk memberikan kepositifan melalui kekuatan kristal.

Selain menjual batu permata dengan berbagi cerita di balik setiap keunikannya, bisnis ini juga menyediakan layanan konsultasi dan workshop untuk mengedukasi dan menggeser kesan tradisional terhadap batu permata.

Pendiri GEMSTORY, yakni Glenn Poh bercerita bahwa batu permata dan kristal telah lama menjadi kegemarannya sejak lama, yang menjadi salah satu dorongannya untuk memulai usaha.

"Koleksi batu permata dan kristal telah lama menjadi hobi saya, saya sudah mengoleksinya sejak usia muda. Saya juga gemar mempelajari makna dan pesan didalamnya," cerita Glenn Poh kepada Liputan6.com di Bras Basah Complex, Singapura.

Glenn mengungkapkan, sebelum mendirikan GEMSTORY, dia sempat bekerja di perusahaan IT di bagian manajemen dan global account management.

"Bermula pada tahun 2013 ketika saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tetap saya. Tentu ada dilema di mana apakah saya sudah memilih keputusan yang tepat, tetapi saya selalu ingin memberikan tempat di mana masyarakat bisa berkoneksi untuk memberikan energi positif (melalui pengenalan pada batu permata)," jelasnya.

 

 

 

Mempelajari Pasar Batu Permata di Asia

Toko batu permata dan kristal GEMSTORY di Bras Basah Complex, Singapura.
Toko batu permata dan kristal GEMSTORY di Bras Basah Complex, Singapura.

Glenn mengungkapkan, saat ia mempelajari batu permata dan kristal, masyarakat di negara negara Asia masih memiliki perspektif yang tradisional mengenai produk tersebut. 

Hal itu pun menjadi salah satu dorongannya memulai GEMSTORY, untuk mengedukasi masyarakat melalui program penjangkauan seperti lokakarya dan berbagi konten terkait batu permata.  

"Karena sebelum memulai bisnis ini saya harus mengetahui terlebih dahulu, pasar batu permata seperti apa yang cocok di Asia. Dan saat itu pandangan Asia pada batu permata masih cukup tradisional, mengenai stigma, dan stereotip," ceritanya.

"Jadi saya ingin menciptakan pendekatan zaman modern melalui bisnis ini," ungkap Glenn.

 

Percaya pada Konsistensi

Tak hanya berhenti dari pekerjaan tetapnya di perusahaan IT, Glenn bahkan memulai dan menjalankan GEMSTORY secara tunggal tanpa bantuan staf.

Glenn mengatakan, GEMSTORY meluncurkan bisnis pertamanya di Bugis Junction pada tahun 2014. Di tahun selanjutnya, GEMSTORY akhirnya bisa memiliki toko pertamanya di Mohamed Sultan Road. 

Kini, GEMSTORY pindah ke toko yang lebih besar di Bras Basah Complex.

"Saya memulai dari (usaha kecil), tapi saya selalu percaya pada konsistensi. Jadi dalam sepuluh tahun terakhir saya menjalankan bisnis ini secara konsisten, memastikan bahwa saya mengatur dan mempelajari dasar-dasarnya," kata Glenn.

Terkait pasar batu permata di Singapura, Glenn melihat kini banyak anak anak yang mulai gemar mengoleksi batu tersebut. Bahkan, mereka kerap mengunjungi tokonya bersama orang tua mereka untuk mengikuti kegiatan terkait batu permata dan kristal.  

"Saya sering mengobrol dengan para orang tua, mereka bercerita banyak anak anak sekarang berminat mempelajari dan mengoleksi batu permata dan kristal," ungkap Glenn.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya