Kenalkan Ryu Kwang-ji, Miliarder Baru Korsel Berkat Baterai Kendaraan Listrik

Forbes memperkirakan kekayaan bersih Ryu lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,9 triliun pada penutupan hari Selasa.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 15 Jul 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi Miliarder. Unsplash/Mathieu Stern
Ilustrasi Miliarder. Unsplash/Mathieu Stern

Liputan6.com, Jakarta Berkat permintaan investor terkait kendaraan listrik, saham produsen busa plastik dalam sepatu kets yang kurang dikenal asal Korea Selatan Kumyang telah berlipat ganda sejauh bulan ini berkat diversifikasi tepat waktu ke dalam baterai lithium yang dapat diisi ulang. Alhasil saham Ryu Kwang-ji selaku CEO perusahaan pun ikut melonjak menjadikannya miliarder baru Korea Selatan.

Dilansir Forbes, Jumat (14/7/2023), Ryu menjadi pemegang saham terbesar Kumyang, yang terdaftar di bursa saham Kosdaq Korea Selatan.

Dia memiliki hampir 40 persen dari hampir USD 5 miliar (kapitalisasi pasar) perusahaan atas namanya sendiri. Akan tetapi, dia telah menjaminkan hampir 90 persen sahamnya untuk pinjaman pribadi. Setelah menerapkan diskon pada saham yang dijanjikannya untuk memperhitungkan pinjaman, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Ryu lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,9 triliun pada penutupan hari Selasa.

Setelah bertahun-tahun bekerja keras dalam ketidakjelasan, Ryu mendapat perhatian ketika saham Kumyang mulai naik pada pertengahan 2022. Itu setelah perusahaan menyelesaikan penelitian untuk mengembangkan baterai lithium yang dapat diisi ulang yang digunakan untuk kendaraan listrik dan perangkat elektronik.

Kumyang “memperoleh hasil yang sangat baik dalam evaluasi karakteristik kelistrikan dan evaluasi keselamatan oleh badan pengujian dan sertifikasi resmi”, klaim perusahaan tersebut dalam laporan setengah tahun tahun lalu.

Sejak itu, saham Kumyang melonjak hampir 2.000 persen karena investor yang mengejar saham baterai masuk ke perusahaan. Akhir tahun lalu, Kumyang mengatakan akan menginvestasikan hingga USD 19 juta dalam proyek penambangan litium di Kongo, yang merupakan produsen kobalt terbesar di dunia, logam utama lain untuk baterai kendaraan listrik.

Yang pasti, jalan Kumyang masih panjang untuk membuktikan dirinya di bidang baterai EV yang kompetitif. Berbasis di tenggara kota pelabuhan Busan, Korea Selatan, Kumyang menghasilkan hampir semua uangnya dari pembuatan bahan peniup yang digunakan untuk memproduksi busa plastik yang digunakan dalam sepatu kets, keset busa, kulit buatan, panel pintu, dan produk konsumen lainnya. Untuk kuartal pertama tahun ini, Kumyang mengalami kerugian sebesar usd 2 juta setelah melaporkan laba sebesar 2,3 miliar won setahun sebelumnya. Pendapatannya mencapai 38 miliar won, turun 30 persen dari tahun sebelumnya.

Bulan lalu, Kumyang mengumumkan investasi USD 70 juta untuk membangun pabrik baterai di Busan dan USD 25 juta untuk mendirikan pusat R&D baterai seluas 3.370 meter persegi, juga di kota pelabuhan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Korea Jadi Rumah Industri Baterai EV

Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race
Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race

Ryu bergabung dengan Kumyang sejak 1998 sebagai manajer keuangan. Kemudian dia menjabat sebagai CEO tiga tahun kemudian. Lahir di Gunwi, pedesaan tenggara Seoul, Ryu memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Korea, salah satu universitas terkemuka di negara itu. Sebelum bergabung dengan Kumyang, dia bekerja di Seoul Securities (sekarang disebut Eugene Investment & Securities), sebuah perusahaan pialang yang pernah dikendalikan oleh miliarder George Soros.

Korea Selatan adalah rumah bagi beberapa perusahaan terbesar di industri baterai EV. Sekitar seperempat baterai EV dunia dibuat oleh tiga konglomerat keluarga terbesar di negara ini, antara lain Samsung Jay Y. Lee , LG Koo Kwang-mo , dan SK Chey Tae-won.

Namun, akhir-akhir ini, perusahaan kimia Korea telah masuk ke bisnis baterai EV. Awal tahun ini, pembuat bahan kimia Korea Ecopro menghasilkan miliarder di belakang melonjaknya permintaan baterai EV. Lee Dong-chae, pendiri Ecopro, bergabung dengan klub tiga koma setelah saham perusahaannya melonjak hampir 800 persen. Salah satu anak perusahaan EcoPro, Ecopro BM, adalah produsen katoda terbesar di Korea Selatan untuk baterai mobil listrik.

Pada 2021, Lee Sang-ryul , pendiri Chunbo yang terdaftar di Kosdaq, menjadi miliarder setelah saham perusahaan, yang membuat bahan kimia untuk baterai lithium-ion, naik hampir 40 persen dalam sembilan bulan pertama 2021. Namun, dia kehilangan miliardernya status tahun ini karena saham Chunbo hampir setengahnya dari puncaknya pada November 2021.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya