Asia-Pasifik Bakal Jadi Penopang Utama Ekonomi Global

Negara Asia-Pasifik yang akan menjadi pendorong ekonomi global di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, dan Vietnam.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Sep 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2023, 18:15 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Asia-Pasifik menjadi “pendorong utama” bagi pertumbuhan ekonomi global tidak hanya dalam jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang. Hal itu diungkapkan oleh kepala ekonom Asia-Pasifik S&P Global, Rajiv Biswas pada konferensi energi tahunan APPEC.

“Ketika kita melihat dekade berikutnya, kami memperkirakan Asia Pasifik akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia,” ungkap Rajiv Biswas, dikutip dari CNBC International, Jumat (8/9/2023).

Dia menyebut, negara Asia-Pasifik yang akan menjadi pendorong ekonomi global di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, dan Vietnam.

“Ekspansi besar-besaran yang sedang terjadi pada perekonomian India, dan juga prospek yang sangat baik di Asia Tenggara – di mana kami memperkirakan pertumbuhan yang cukup kuat akan terus berlanjut di beberapa negara, terutama Indonesia, Filipina, Vietnam, akan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama dekade mendatang,” ungkap Biswas.

Pertumbuhan PDB Vietnam pada kuartal kedua 2023 meningkat 4,14 persen dibandingkan tahun lalu, lebih cepat dari pertumbuhan 3,28 persen pada kuartal pertama.

Adapun Indonesia, negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang tumbuh sebesar 5,17 persen YoY pada kuartal II 2023.

Perekonomian India tumbuh sebesar 7,8 persen, menandai laju pertumbuhan tercepat dalam satu tahun.

“India sebenarnya sangat kuat… momentum perekonomiannya terlihat sangat kuat saat ini,” kata kepala ekonom tersebut.

Ia mengulangi perkiraan S&P Global bahwa India akan melampaui Jepang untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga pada tahun 2030, dengan PDB negara tersebut diproyeksikan meningkat dari USD 3,5 triliun pada tahun 2022 menjadi USD 7,3 triliun pada 2030 mendatang.

 

55 Persen PDB Dunia dari Asia Pasifik

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
“Sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, prospek pertumbuhan ekonomi domestik dipengaruhi oleh dinamika dan prospek ekonomi global,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (30/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara regional, pertumbuhan Asia-Pasifik diperkirakan akan menguat dari 3,3 persen tahun lalu menjadi 4,2 persen tahun ini, menurut proyeksi S&P.

“Selama dekade berikutnya, kami memperkirakan sekitar 55 persen dari total peningkatan PDB dunia akan berasal dari kawasan Asia-Pasifik,” beber lembaga pemeringkat itu.

Meski begitu, AS masih akan tetap menjadi penggerak penting perekonomian global, menyumbang 15 persen pertumbuhan dunia selama dekade berikutnya.

China juga masih tetap berperan penting dalam pertumbuhan ini, dengan menyumbang sekitar sepertiga dari total peningkatan pada periode yang sama.

Namun Biswas juga mencatat bahwa pemulihan China lebih lemah dari perkiraan dan “momentum pertumbuhan telah terpuruk.”

Secara keseluruhan, S&P memperkirakan pertumbuhan global akan mencapai 2,5 persen tahun ini dan tahun depan.

India Bakal Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ke-3 di Dunia pada 2027

Pengamanan G20
Sekitar 130 ribu petugas keamanan dan polisi Delhi yang berkekuatan 80 ribu orang dikerahkan saat India menjadi tuan rumah pada pertemuan puncak G20 di New Delhi. (AP Photo/Channi Anand)

Pasar konsumen India akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027 seiring dengan meningkatnya jumlah rumah tangga berpenghasilan menengah dan tinggi, menurut sebuah laporan dari BMI.

Negara ini saat ini berada di peringkat kelima dunia dari sisi ekonomi, tetapi perusahaan Fitch Solutions memprediksi peningkatan 29% dalam pengeluaran rumah tangga riil akan mendorong India naik dua peringkat.

Bahkan, laporan ini memperkirakan bahwa pertumbuhan pengeluaran rumah tangga per kapita India akan melampaui pertumbuhan pengeluaran rumah tangga per kapita di negara-negara berkembang Asia lainnya seperti Indonesia, Filipina dan Thailand, yaitu sebesar 7,8% dari tahun ke tahun.

"Secara keseluruhan, kesenjangan antara total pengeluaran rumah tangga di ASEAN dan India juga akan meningkat hampir tiga kali lipat," kata laporan tersebut dikutip dari CNBC, Jumat (8/9/2023).

BMI memperkirakan pengeluaran rumah tangga India akan melebihi USD 3 triliun karena pendapatan yang dapat dibelanjakan meningkat sebesar 14,6% per tahun hingga 2027. Pada saat itu, diproyeksikan 25,8% rumah tangga di India akan mencapai USD 10.000 atau sekitar Rp 153 juta dalam pendapatan tahunan.

"Mayoritas rumah tangga ini akan berada di pusat-pusat ekonomi, seperti New Delhi, Mumbai dan Bengaluru. Rumah tangga yang lebih kaya sebagian besar berada di daerah perkotaan, sehingga memudahkan para peritel untuk menyasar target pasar utama mereka," ujar BMI.

Populasi Muda yang Terus Bertambah

Pengamanan G20
India memegang presidensi forum G20 tahun ini, setelah Indonesia menjadi tuan rumah tahun lalu. KTT G20 tahun ini akan diselenggarakan di Bharat Mandapam Convention Centre, Pragati Maidan. (AP Photo/Manish Swarup)

Populasi kaum muda yang besar di India juga merupakan kekuatan pendorong untuk peningkatan belanja konsumen.

Sekitar 33% dari populasi negara ini diperkirakan berusia antara 20 dan 33 tahun, dan BMI memperkirakan kelompok ini akan membelanjakan uangnya dalam jumlah besar untuk barang elektronik.

Laporan ini memprediksi belanja komunikasi akan tumbuh rata-rata 11,1% per tahun menjadi USD 76,2 miliar pada tahun 2027 karena "kelas menengah perkotaan yang melek teknologi dan memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan yang akan mendorong pengeluaran untuk produk-produk yang aspiratif seperti barang elektronik."

Urbanisasi yang sedang berlangsung di Indonesia juga akan membantu meningkatkan belanja konsumen karena perusahaan-perusahaan dapat lebih mudah mengakses konsumen dan membuka lebih banyak toko ritel fisik untuk melayani mereka.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya