Studi PwC: Traveloka Beri Nilai Tambah Bruto ke Indonesia USD 10 Miliar

Dari nilai tersebut, USD 4,5 miliar diantaranya berasal dari industri pariwisata, atau setara dengan 2,70% Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor tersebut.

oleh Nurmayanti diperbarui 21 Sep 2023, 23:05 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 23:02 WIB
PwC Indonesia meluncurkan studi dampak salah satu tech unicorn travel asal Indonesia, Traveloka
Tampak President Traveloka Caesar Indra (tengah). PwC Indonesia meluncurkan studi dampak salah satu tech unicorn travel asal Indonesia, Traveloka di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Liputan6.com, Jakarta PwC Indonesia meluncurkan studi dampak salah satu tech unicorn travel asal Indonesia, Traveloka. Hasilnya studi menyimpulkan jika Traveloka turut menstimulasi penciptaan Nilai Tambah Bruto (NTB) di Indonesia sekitar USD 10 miliar pada tahun 2019-2022. Angka ini setara lebih dari 360 ribu tenaga kerja di Indonesia setiap tahunnya.

Dari nilai tersebut, USD 4,5 miliar diantaranya berasal dari industri pariwisata, atau setara dengan 2,70% Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor tersebut. Kontribusi ini juga berdampak positif ke sektor lain seperti pertanian dan energi yang menunjukkan keterlibatan ekonomi yang lebih luas.

Hasil studi yang dilakukan oleh PwC menunjukkan kontribusi Traveloka terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di industri pariwisata, pada pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi, penciptaan lapangan pekerjaan, aspek keberlanjutan, serta mendorong lahirnya inovasi.

“Studi yang dilakukan oleh PwC akan membantu kami untuk memahami dan mengukur dampak ekonomi yang diberikan oleh perusahaan dan mengidentifikasi beragam peluang untuk dapat berkontribusi lebih jauh lagi untuk industri pariwisata Indonesia dan Asia Tenggara,” ujar Caesar Indra, President Traveloka kepada media, Kamis (21/9/2023).

Direktur PwC Indonesia Julian Smith, mengatakan jika studi ini mengungkap ripple effect yang diciptakan oleh Traveloka terhadap berbagai sektor di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.

“Hasil studi ini menggambarkan hubungan simbiosis antara Traveloka dan perekonomian, serta mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam periode dimana ketahanan dan kemampuan beradaptasi menjadi hal yang sangat penting. Menyaksikan Traveloka sebagai unicorn teknologi yang tidak hanya berkembang namun juga menjadi katalis perubahan positif di kawasan Asia Tenggara merupakan hal yang inspiratif dan dapat menjadi salah satu tolok ukur praktik bisnis yang berkelanjutan," jelas dia.

Selain itu, studi menunjukkan bagaimana Traveloka secara signifikan memberikan dampak positif kepada UMKM. Di mana 91% partner yang disurvey, termasuk UMKM, menyebutkan bahwa Traveloka membantu mereka dalam memperluas jangkauan konsumennya, dan 75% diantaranya menyebutkan bahwa pendapatan mereka mengalami peningkatan signifikan berkat program-program Traveloka.

UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Indonesia memiliki 64 juta UMKM dan sekitar 90% persen bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM. 

Studi yang dilakukan PwC menunjukan kolaborasi antara Traveloka dengan seluruh mitranya, yang mana 27% diantaranya berlokasi di luar provinsi Jawa dan Bali.

Ini menunjukkan pentingnya peran Traveloka di jantung ekosistem perjalanan dan pariwisata Indonesia, serta dampak langsung yang dimilikinya sebagai penggerak bagi mitra-mitranya di Indonesia dengan memberdayakan mereka untuk membuka akses ke khalayak baru dan berinovasi untuk mendiversifikasi aliran pendapatan mereka.

 

Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca-Pandemi

Traveloka
Salah satu aplikasi solutif yang menawarkan beragam kemudahan.

Sejalan dengan target Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menarik 8,5 juta pengunjung pada tahun 2023, temuan dalam studi PwC menunjukkan bahwa platform Traveloka dapat menarik pengunjung baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Hasil studi menunjukkan bahwa mitra bisnis lokal Traveloka berhasil menarik 68% pelanggan dari luar provinsi mereka, dan 25% bahkan telah berekspansi ke pelanggan internasional.

Sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor yang mampu menjadi akselerator pemerataan pembangunan, merupakan langkah strategis.

Hasil studi PwC menunjukkan bahwa mitra pelaku bisnis Traveloka di destinasi yang jarang dikunjungi mengalami peningkatan kunjungan, dengan 67% dari mereka menyatakan bahwa Traveloka berperan dalam mempromosikan keragaman budaya dalam pariwisata domestik dan meningkatkan toleransi.

Hal ini sesuai dengan fakta bahwa 86% dari bisnis yang disurvei mengakui dukungan Traveloka dalam mempromosikan produk dan layanan mereka, memperluas jangkauan pasar, serta mendukung pariwisata lokal melalui akses digital.

 

 

Perubahan

Pascapandemi, Traveloka mengamati perubahan dalam cara masyarakat Indonesia menikmati perjalanan – dari yang sebelumnya lebih memilih perjalanan dalam kelompok besar menjadi sekarang lebih memilih pengalaman perjalanan dalam kelompok yang lebih kecil.

Terdapat juga peningkatan jumlah wisatawan perempuan, serupa dengan permintaan perjalanan terpendam yang terjadi di seluruh dunia, serta peningkatan jumlah wisatawan Gen Z yang menikmati kebebasan pascapandemi dan juga mendapatkan inspirasi dari media sosial terkait hal tersebut.

Berdasarkan survei internal pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan, ditemukan bahwa 88% pengguna yang disurvei di Indonesia menghargai pilihan untuk mengimbangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka.

Selain itu, 80% responden mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan.

Traveloka memasukkan opsi pemfilteran berlabel “Sustainable Tourism” dalam aplikasinya yang disertifikasi oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya