Pengamat Politik Al Azhar Menilai Penambahan Alokasi Pupuk sebagai Solusi Pasti

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melakui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi.

oleh stella maris diperbarui 31 Mar 2024, 18:49 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2024, 18:45 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi dan nonsubsidi sebesar 1.741.050 ton.
Dalam rangka menjaga ketersediaan pupuk di akhir tahun 2023, PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi dan nonsubsidi sebesar 1.741.050 ton. (Dok. Pupuk Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melakui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi.

Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar 28 triliun. Dengan tambahan ini, maka total anggaran pupuk yang ada saat ini mencapai 54 triliun.

"Saya kira ini adalah solusi pasti bagi sektor pertanian, juga merupakan kabar gembira bagi jutaan petani Indonesia," ujar Ujang Komarudin, Minggu, 31 Maret 2024.

Ujang mengatakan, pupuk adalah problem utama bagi para petani selama ini. Namun di tangan Mentan Amran, pupuk justru tersedia bahkan melimpah. Dengan ketersediaan ini, Ujang yakin Indonesia dapat mewujudkan swasembada.

"Harus optimis dengan apa yang dilakukan mentan amran selama ini. Saya yakin produksi nasional meningkat karena pupuk tak lagi jadi kendala utama. Dengan kata lain petani siap mempercepat masa tanam," katanya.

Disisi lain, kata Ujang, dirinya mengapresiasi ketegasan Mentan Amran dalam memberantas mafia pupuk maupun penjahat pangan yang merugikan sektor pertanian.

"Kalau dulu banyak mafia pangannya sekarang mulai diberantas. Dulu pupuk mahal sekarang tersedia dimana-mana. Saya kira ini juga patut kita apresiasi," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya