Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengklaim ajang Forum Air Dunia kesepuluh atau 10th World Water Forum 2024 di Bali akan berbeda dari perhelatan serupa sebelumnya.
Salah satu pembedanya, World Water Forum untuk pertama kalinya akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) antar kepala negara peserta. Menurut Basuki, itu jadi bentuk kemenangan diplomatik bagi Indonesia.
Selain itu, Basuki Hadimuljono menyebut Indonesia akan menjalin nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah negara, salah satunya untuk kesepakatan penerimaan hibah.
Advertisement
"Ada beberapa MoU yang ditandatangani (dalam World Water Forum ke-10), termasuk hibah atau high project yang ditandatangi," ujar Basuki di Kawasan Kura Kura Bali, Sabtu (18/5/2024).
Salah satunya peresmian hibah berupa instalasi pengolahan air (IPA) untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) dari Korea Selatan. Basuki menjelaskan, IPA berkapasitas 300 liter per detik berasal dari Bendungan Sepaku Semoi yang sudah penuh terisi air.
"Proyek yang sudah kita bicarakan lama besok mau dikonkretkan menjadi MoU untuk memberikan IPA di IKN, bersama Korea," imbuh dia.
Tak hanya itu, Indonesia juga rencananya akan melakukan kesepakatan dengan Finlandia untuk proyek manajemen pengelolaan air pintar (smart water management).
Tak hanya hibah, kata Basuki, Indonesia pun bakal menyumbangkan ilmunya terkait pengelolaan air kepada negara lain. Semisal dengan Tunisia, sebuah negara di utara Afrika yang jarang kecipratan air hujan meski kerap berawan.
"Yang penting juga ada Tunisia ke sini mau belajar teknologi modifikasi cuaca. Di sana banyak awan tapi enggak turun hujan. Waktu saya ke sana (saya bilang), oh, ada teknologi modifikasi cuaca. Mereka ke sini akan belajar dengan BMKG," tuturnya.
Bendungan Sepaku Semoi Suplai Air Baku 2 Juta Penduduk IKN Nusantara di 2035
Sebelumnya, pemerintah tengah membangun infrastruktur dasar untuk proyek Ibu Kota Negara Nusantara, atau IKN Nusantara. Salah satunya Bendungan Sepaku Semoi yang diproyeksikan bakal menyuplai kebutuhan air baku bagi penduduk IKN Nusantara hingga 5.000 liter per detik.
Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Hidayat Sumadilaga, mengatakan suplai air baku itu untuk memenuhi kehidupan penduduk setempat, yang pada 2035 diproyeksikan bisa mencapai 2 juta orang.
"Dari sungai sama bendungan kapasitas airnya 5.000 liter per detik, (untuk) sekitar 2 jutaan, atau 1,9 juta (penduduk IKN Nusantara)," ujar Danis saat dijumpai di proyek Bendungan Sepaku Semoi, Kalimantan Timur, Jumat (13/1/2023).
Secara rencana, pemenuhan kebutuhan air baku nantinya bukan hanya untuk wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) saja. Namun juga untuk seluruh wilayah IKN Nusantara dengan total luas lahan 256 ribu ha.
Setelah 2035, Danis melanjutkan, akan dibangun lagi bendungan di sisi utara, yakni Bendungan Batu Lepek di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan kapasitas suplai air baku 4.300 liter per detik.
"Jadi, target 2035-2045 tersedia air 9.300 liter air per detik untuk memenuhi jumlah populasi yang akan ada di daerah ibu kota sampai 2045," terang Danis.
Advertisement
9 Wilayah Pengembangan
Pemenuhan air dalam jumlah besar itu dimaksudkan untuk memberi suplai kepada seluruh kawasan IKN Nusantara, yang secara masterplan akan terpisah menjadi 9 wilayah pengembangan.
"Kalau kita bicara ikn, kita bicara 9 wilayah pengembangan. Ada yang berkaitan dengan industri enegi baru terbarukan (EBT), berhubungan dengan pertanian, energi rendah karbon, perikanan, farmasi. Di gambar besarnya ada 9 wilayah pengembangan," tuturnya.
"Air baku itu selalu buat masyarakat dan buat industri. Termasuk untuk listrik, basic infrastruktur untuk menunjang kehidupan masyarakat dan aktivitas-aktivitas yang dikembangkan," pungkas Danis.