Harga Tiket Garuda Indonesia Mahal, Begini Respon Dirut

Dibilang jual harga tiket pesawat kemahalan, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengklaim tak menaikan secara signifikan

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 23 Mei 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2024, 13:00 WIB
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Dibilang jual harga tiket pesawat kemahalan, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengklaim tak menaikan secara signifikan harga tiket Garuda Indonesia sejak lima tahun terakhir.

"Dibilang harga tiket mahal, yang bilang siapa? Mau kemana? Jam berapa? Hari apa? Harga tiket kita sudah enggak naik sejak 5 tahun terakhir loh, 5 tahun!" Tegas Irfan, saat pemaparan hasil RUPST Garuda Indonesia ditulis Kamis (23/5/2024).

Garuda Indonesia ditegaskan Irfan, tetap mengikuti regulasi Pemerintah soal batas atas dan batas bawah harga tiket pesawat.

Operasional Naik

Tapi selama tidak menaikan harga tiket tersebut, malah kenaikan bahan bakar pesawat atau avtur sudah beberapa kali naik.

Belum lagi adanya kebijakan kenaikan airport tax yang naik hingga 100 persen, serta kenaikan gaji pilot, awak kabin, para pegawai, direksi yang bertambah kini menjadi 6 orang, dan hal sebagainya.

"Semuanya naik, serba naik, gimana kita bisa untung? Seluruh Cost naik. Sementara handphone saya ini bolak balik, pak saya minta tiket, saya kehabisan tiket, jadi ini yang ngeluh tiket mahal ya enggak nyambung ini," ujar Irfan.

 

Sebanding dengan Pelayanan

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski dinilai lebih mahal, Dirut Garuda memastikan, apa yang dibayar kostumernya sebanding dengan pelayanan yang diberikan. Seperti kenyamanan selama penerbangan, makanan yang enak, penerbangan on time tidak delay, dan lain sebagainya.

"Makanan enak, ada nasi gulai. Pilot gue enggak tidur. Bayar mahal itu salah satunya untuk membayar biar pilot enggak tidur,"tegasnya.

Meski begitu, Irfan mengaku, dirinya bukan lah pimpinan yang budeg dan keras kepala tak memikirikan aspirasi dari masyarakat yang menyampaikan bila harga tiket Garuda Indonesia kemahalan.

Sebab, ada alternatif lain bisa terbang dengan Garuda Indonesia dengan harga yang relatif murah. Seperti, pesan tiket dari jauh-jauh hari untuk bepergian atau berlibur.

"Pesan tiket dari dua atau tiga bulan, ke Bali misalnya. Atau berangkat di hari Minggu, pulang di hari Kamis, itu diskonnya bisa sampai 40 persen,"kata Irfan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya