Wamentan Optimis Indonesia Mampu Wujudkan Swasembada Susu dan Daging

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono optimis bahwa Indonesia dalam waktu dekat mampu mewujudkan swasembada susu dan daging.

oleh Fachri pada 06 Agu 2024, 18:35 WIB
Diperbarui 06 Agu 2024, 18:33 WIB
Wamentan, Sudaryono.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono saat mengunjungi Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang, Senin (5/8/2024). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Malang Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono optimis bahwa Indonesia dalam waktu dekat mampu mewujudkan swasembada susu dan daging. Optimisme tersebut didasarkan pada teknologi canggih dalam mengatur indukan dan program percepatan sapi bunting yang dijalankan Kementerian Pertanian.

"Kita sangat yakin bahwa di waktu yang tidak lama atau di bulan-bulan dan tahun mendatang, kita punya indukan sapi baik yang perah maupun yang pedaging dalam jumlah banyak sehingga cita-cita swasembada betul-betul dapat terlaksana dengan baik," ujarnya saat mengunjungi Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang, Senin (5/8/2024).

Di sisi lain, Sudaryono juga mengungkapkan, Singosari Malang adalah lembaga khusus pengembangan sapi nasional yang berada dibawah Kementan. Saat ini, mereka juga tengah menyiapkan kebutuhan susu dan daging besar-besaran untuk kebutuhan makan bergizi gratis.

"Semua kebutuhan daging dan susu nasional mampu dan bisa kita siapkan, mengapa? karena kita punya teknologi, punya SDM dan kita punya kemampuan," ungkapnya.

"Intinya kita mampu dan kita siap karena SDM di kita ini pintar-pintar terutama dalam penguasaan teknologi," jelas Sudaryono.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harus Impor Sapi Indukan

Kementan.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono saat mengunjungi Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang, Senin (5/8/2024). (Foto: Istimewa)

Sudaryono mengatakan bahwa pemerintah harus terlebih dahulu melakukan impor sapi indukan. Ia menyebut, impor tersebut harus mengedepankan produksi dalam negeri dan jangan sampai mematikan peternak kecil yang saat ini tengah berjuang.

"Kalau kurang, boleh impor tapi tidak boleh mematikan industri atau mematikan peternak dalam negeri, jadi yang harus kita datangkan adalah indukan maupun daging," katanya.

Sudaryono juga membeberkan, saat ini pemerintah sudah memiliki teknologi sexing sebagai alat pemantau sapi betina untuk memperbanyak indukan. Dirinya menyebut, teknologi itu memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dan sudah berjalan di semua unit pelaksana.

"Kita kan ingin betul-betul bagus spermanya, nah sperma yang untuk nanti lahir antara laki-laki dan perempuan bisa kita lihat melalui teknologi sexing. Jadi kalau itu bisa kita laksanakan kita bisa lebih gampang memantau kelahiran terutama untuk indukan," bebernya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya