Mendag Optimis Target Pertumbuhan Ekonomi Prabowo 8% Tercapai, Ini Kuncinya

Mendag yakin target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dapat tercapai.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Agu 2024, 18:05 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2024, 15:00 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan makanan atau barang jasa titipan (Jastip) yang berasal dari luar negeri yang tidak memiliki sertifikasi halal
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan makanan atau barang jasa titipan (Jastip) yang berasal dari luar negeri yang tidak memiliki sertifikasi halal dari Pemerintah Indonesia tidak boleh diperjualbelikan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dapat tercapai, salah satunya dengan menertibkan aktivitas barang impor ilegal atau ekonomi underground.

Ekonomi underground adalah penghasilan yang didapat dari kegiatan ekonomi yang tidak terekam dan/atau tercatat pada otoritas pajak dengan maksud untuk menghindari pajak.

"Presiden terpilih Pak Prabowo sudah mengampanyekan bahwa Indonesia harus tumbuh 7 sampai 8 persen. Nah, salah satu caranya adalah ini: Menertibkan ekonomi underground atau ekonomi bawah tanah ini, tertib bayar pajak," kata Zulkifli Hasan dalam acara Forum Koordinasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perdagangan Pusat dan Daerah di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Dampak Impor Ilegal

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kata Mendag, saat ini aktivitas barang impor ilegal sudah menggerogoti pangsa pasar atau ekonomi underground, dengan porsinya mencapai 30-40 persen.

Angka tersebut cukup tinggi dan seharusnya bisa meningkatkan tax ratio. Tax ratio atau rasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap PDB nominal suatu negara.

Jika ekonomi underground bisa diselesaikan dan tax ratio RI naik, maka Indonesia bisa dengan mudah mewujudkan swasembada pangan, meningkatkan kemakmuran petani, UMKM bisa tumbuh, dan industri dalam negeri semakin berkembang.

"Itu pengaruhnya akan luar biasa. Kalau kita tumbuh 7 persen, 8 persen, banyak yang bisa kita kerjakan. Kita bisa swasembada pangan, meningkatkan kemakmuran petani, UMKM kita bisa tumbuh, dan industri dalam negeri akan berkembang. Tapi kalau seperti ini, industri di negara ini bisa mati," ujarnya.

Sebaliknya, jika permasalahan ekonomi underground ini tidak diselesaikan, maka Indonesia bisa terus bergantung pada impor, baik impor pangan hingga impor elektronik dan yang lainnya.

"Kita bisa bergantung nanti pada beras impor, elektronik impor, sabun impor, gula impor, daging impor, sepatu impor. Bahkan gosok gigi pun bisa impor. Bagaimana dengan kita kalau seperti itu? Ini negeri kita," pungkas Mendag.

 

Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 8 Persen

Banner Infografis Presiden Terpilih Prabowo Komitmen Percepat Pembangunan IKN Nusantara. (Desain: Abdillah/Liputan6.com)
Banner Infografis Presiden Terpilih Prabowo Komitmen Percepat Pembangunan IKN Nusantara. (Desain: Abdillah/Liputan6.com)

Center of Reform on Economics (CORE) menyoroti pernyataan Prabowo yang menargetkan angka pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun ketiga pemerintahannya.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan target tersebut jauh dibanding target pertumbuhan ekonomi yang tertulis di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dikisaran 6,5 - 7 persen.

"Kita tahu bahwa pak Prabowo beberapa waktu yang lalu optimis pertumbuhan ekonomi bisa smapai 8 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan target ekonomi yang tertulis dalam RPJPN 2025-20245 yang masih dalam pembahasan di DPR, di RPJPN 6,5-7 persen," kata Faisal dalam Core Midyear Economic Review 2024 "Mitigasi Risiko ekonomi jelang Pemerintahan Baru", Selasa (23/7/2024).

Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai mustahil. Lantaran, pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun saja untuk mencapai di atas 5 persen sangat sulit.

"Pak Prabowo menargetkan 8 persen, realitanya kisarannya prediksi 4,9 - 5 persen. Jadi belum banyak berubah dibandingkan dengan 10 tahun terkahir daripada Pemerintahan Jokowi," ujarnya.

 

Butuh Terobosan

FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Maka, trget pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai tidak akan tercapai jika Pemerintahan Prabowo selanjutnya tidak melakukan terobosan dalam kebijakan ekonominya. Bahkan, ia memprediksi bisa meleset.

"Ini perlu diantisipasi resiko ini, karena akan sangat mungkin jika tidak ada terobosan dalam hal strategi kebijakan ekonomi maka akan meleset lagi pertumbuhan ekonominya," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya