Jelang Nataru, Mendag Bongkar Kondisi Harga Pangan Saat Ini

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan menjelang Natal dan Tahun Baru atau Nataru pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga harga-harga tetap stabil.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Nov 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2024, 15:00 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso
Menteri Perdagangan Budi Santoso (dok: Arief)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan menjelang Natal dan Tahun Baru atau Nataru pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga harga-harga tetap stabil.

“Harga harga relatif stabil, tapi kita tidak diam kita bergerak dengan cara-cara dengan satgas pangan dengan pemerintah daerah dengan distributor untuk mengamankan,” kata Budi kepada wartawan di Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (10/11/2024). 

Budi menambahkan, koordinasi untuk mempersiapkan Nataru masih berjalan. Selain itu untuk kesiapan stok minyak goreng, Budi memastikan aman meskipun permintaan cukup meningkat. 

Pada kesempatan yang sama, Budi menjelaskan saat ini toko tradisional dan ritel modern saling melengkapi. Hal ini berbeda ketika awal mula kemunculan ritel modern yang dianggap akan mematikan toko tradisional. 

"Dulu itu ketika ada ritel modern, ya dulu awal-awal ada ritel modern, itu dianggap yang toko kelontong tradisional itu akan mati," jelasnya. 

Budi menyebut ritel modern dan toko tradisional sekarang justru bisa menghubungkan dan mendukung satu sama lain. Selain itu Budi menuturkan, dulu pasar tradisional dan ritel modern seolah-olah saling bersaing atau menjadi kompetitor, tetapi sekarang menjadi mitra untuk menyalurkan produk-produk dalam negeri.

Mendag: Produk Impor Ilegal Bikin Industri Tekstil Tak Berkembang

Pabrik Tekstil
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai menyatakan fasilitas kawasan berikat telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Faktanya, fasilitas ini telah memainkan peran penting dalam mendukung dan memajukan industri tekstil di Indonesia. (Dok. Istimewa)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkap penyebab dari industri tekstil tak mampu berkembang. Salah satunya imbas dari maraknya barang impor ilegal.

Dia baru saja menyita sebanyak 90 ribu rol kain tekstil ilegal senilai Rp 90 miliar. Maraknya praktik impor ilegal, disebut membuat industri tekstil dalam negeri terhambat.

"Inilah yang salah satunya menyebabkan industri tekstil kita tidak berkembang dengan baik, karena adanya barang-barang ilegal ini," kata Mendag Budi, di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024).

Dia mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah memintanya untuk memberantas impor ilegal. Ini juga sejalan dengan telah dibentuknya Satgas Pengawasan Barang Tertentu Yang Diberlakukan Tata Niaga Impor atau Satgas Impor Ilegal.

"Kami sesuai juga dengan arahan Bapak Presiden agar terus melakukan pemberantasan penyeludupan," ujarnya.

Menurutnya, penindakan yang dilakukan Satgas bersama dengan Kemendag bisa menjamin industri lokal dan masyarakat sebagai konsumen tidak dirugikan.

"Jadi tim Satgas terima kasih sudah bekerja keras dan mudah-mudahan kedepannya ya tidak ada lagi barang-barang penyeludupan seperti ini, Sehingga industri kita tidak dirugikan dan konsumen juga tidak dirugikan," pungkas Mendag.

 

Sita Kain Rol Impor Ilegal dari China

Kemenperin Akan Tingkatkan Daya Saing Industri Tekstil
Aktivitas jual beli bahan kain di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (1/4/2021). Kemenperin ingin meningkatkan daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional, salah satunya dengan berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tekstil impor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso kembali melakukan penyitaan terhadap barang impor ilegal. Kali ini, didapat 90 ribu rol kain tekstil senilai Rp 90 miliar.

Penyitaan dilakukan oleh Satgas Pengawasan Barang Tertentu Yang Dikenakan Tata Niaga Impor atau Satgas Impor Ilegal. Adapun, barang yang disita diketahui berasal dari China.

"Berdasarkan keterangan ya, keterangan dari pemilik barangnya, ini barang dari China," kata Mendag Budi, di Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024).

Dia menjelaskan, ada 2 lokasi yang dilakukan penyitaan. Pertama, di sebuah gudang di Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara sebanyak 60 ribu rol kain. Kedua, di gudang di kawasan Roa Malaka, Jakarta Barat sebanyak 30 ribu rol. Nilai seluruhnya ditaksir mencapai Rp 90 miliar.

"Jadi ini ada, sebenarnya ada dua lokasi tapi kita di lokasi ini saja, yang pertama di sini di gudang Kelurahan Kapuk Muara Jakarta Utara ditemukan sebanyak 60 ribu rol atau dengan nilai sekitar Rp 60 miliar, kemudian di gudang satunya di Kelurahan Roa Malaka, Jakarta Barat sebanyak 30 ribu rol dengan nilai Rp 30 miliar. Jadi totalnya sekitar Rp 90 miliar," jelas Budi.

 

Infografis Aturan Sepulang Liburan Natal dan Tahun Baru di Luar Negeri. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Aturan Sepulang Liburan Natal dan Tahun Baru di Luar Negeri. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya