Dirut Pertamina Turun Tangan Cek Ketersediaan Elpiji 3 Kg di Surakarta

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati turun langsung mengecek ketersediaan elpiji 3 kg di kota Surakarta, Jumat, 6 September 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Sep 2024, 13:17 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2024, 12:19 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati turun langsung mengecek ketersediaan elpiji 3 kg di kota Surakarta, Jumat, 6 September 2024. Begitu tiba di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Nicke langsung mendatangi sejumlah toko kelontong di Kecamatan Laweyan, Su
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati turun langsung mengecek ketersediaan elpiji 3 kg di kota Surakarta, Jumat, 6 September 2024. Begitu tiba di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Nicke langsung mendatangi sejumlah toko kelontong di Kecamatan Laweyan, Surakarta. (Dok. Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati turun langsung mengecek ketersediaan elpiji 3 kg di kota Surakarta, Jumat, 6 September 2024. Begitu tiba di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Nicke langsung mendatangi sejumlah toko kelontong di Kecamatan Laweyan, Surakarta.

Di toko kelontong tersebut Nicke mengecek langsung ketersediaan elpiji 3 kg di level pengecer dan berdialog langsung dengan pemilik toko.

“Sudah beberapa hari terakhir memang tidak ada yang antar,” ucap Ibu Iin pemilik toko kelontong.

Mendengar keluhan pemilik toko, Dirut Pertamina pun langsung memerintahkan Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Tengah Aribawa untuk segera menindaklanjuti dengan mendata toko tersebut.

“Ibu akan dibantu, silakan nanti Ibu bisa langsung membeli elpiji 3 kg ke Pangkalan hanya 2 km dari sini. Harganya Rp15.500, jauh dibawah Harga Eceran Tertinggi di harga Rp18.000, nanti akan di data dengan menggunakan KTP karena memang ini barang subsidi,” ucap Nicke.

Nicke juga mengatakan tim sales area manager Pertamina akan membantu para toko kelontong yang berperan sebagai penyalur elpiji 3 kg di level eceran.

“Tim kami di lapangan selalu siaga untuk membantu Ibu dan para pemilik toko lain yang menyalurkan elpiji 3 kg, jika ada keluhan bisa langsung sampaikan dan bisa juga melalui call center Pertamina 135,” ucap Nicke.

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah sendiri telah melakukan penambahan elpiji 3 kg sebanyak 13.600 tabung di Kota Surakarta. Hal tersebut dilakukan untuk menanggulangi permintaan yang meningkat di kota tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

3 Alasan Mengapa Tabung Gas LPG 3 Kg Warna Hijau

LPG 3 Kg
PT Pertamina Patra Niaga menginformasikan, total konsumen yang berhak melakukan pembelian tabung gas bersubsidi LPG 3 kg sekitar 6,7 juta orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tabung gas LPG 3 kg bersubsidi di Indonesia berwarna hijau dengan beberapa alasan utama yang berkaitan dengan identifikasi, keamanan, dan kebijakan pemerintah.

Tabung gas subsidi berwarna hijau ini sangat umum dijumpai di seantero negeri, dari pasar tradisional hingga toko kelontong terdekat.

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, mengapa tabung gas berwarna hijau? Dalam artikel ini, Liputan6.com mencoba merangkum mengenai beberapa alasannya:

1. Mempermudah Identifikasi

Pertama, pemilihan warna hijau pada tabung LPG 3 kg adalah untuk memudahkan identifikasi. Warna hijau mencolok ini memungkinkan masyarakat dengan mudah mengenali tabung LPG yang bersubsidi.Ini penting mengingat tabung gas 3 kg bersubsidi diperuntukkan khusus bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. Dengan warna yang berbeda, tabung ini dapat dibedakan dari tabung gas non-subsidi yang umumnya berwarna biru atau merah.

2. Faktor Pengawasan dan Distribusi

Kedua, warna hijau pada tabung gas bersubsidi memiliki fungsi penting dalam pengawasan dan distribusi. Pemerintah dapat lebih mudah mengawasi distribusi LPG bersubsidi dan memastikan bahwa tabung tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berhak.

Penggunaan warna sebagai kode ini membantu mencegah kebocoran subsidi kepada kelompok masyarakat yang sebenarnya mampu membeli gas non-subsidi.

3. Lingkungan dan Ekonomi

Ketiga, warna hijau sering dikaitkan dengan lingkungan dan ekonomi. Dalam konteks ini, penggunaan warna hijau pada tabung gas bersubsidi dapat mencerminkan upaya pemerintah untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, demi mendukung keberlanjutan ekonomi rumah tangga berpenghasilan rendah.

Ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk memberikan akses energi yang terjangkau kepada seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, pemilihan warna yang seragam secara nasional juga mempermudah proses sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Dengan begitu, setiap individu di seluruh pelosok Indonesia dapat dengan mudah memahami dan mengenali tabung gas bersubsidi ini.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pemilihan warna hijau pada tabung LPG 3 kg bersubsidi merupakan keputusan strategis yang didasarkan pada faktor identifikasi visual, keamanan, pengawasan distribusi, serta pencitraan kebijakan pemerintah yang peduli terhadap masyarakat berpenghasilan rendah.

Mau Jadi Distributor LPG 3 Kg? Kementerian ESDM Buka Seleksi Nih

Rencana Penggantian LPG 3 Kg dengan Kompor Listrik 1.000 Watt
Pekerja melakukan bongkar muat tabung elpiji atau LPG 3 kilogram di agen gas kawasan Rawasari, Jakarta, Senin (19/9/2022). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengutarakan keseriusan pemerintah dalam melakukan program konversi kompor gas berbahan LPG 3 kg menjadi kompor listrik 1.000 watt atau kompor induksi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menjalankan seleksi penugasan penyediaan dan pendistribusian isi ulang Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram (LPG 3 Kg). Perusahana yang lolos seleksi akan mendapat penugasan di 2025.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir minyak dan Gas Bumi (Migas) Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Mustika Pertiwi menjelaskan, dalam proses seleksi ini, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi akan mengundang pemegang Izin Usaha Niaga Migas dengan kegiatan usaha niaga LPG.

"Untuk penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg tahun 2025, Ditjen Migas kembali akan melaksanakan seleksi. Badan Usaha yang berminat mengikuti seleksi dapat mulai mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (21/6/2024).

Sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Migas selalu melaksanakan seleksi penugasan penyediaan dan pendistribusian isi ulang LPG Tabung 3 Kg setiap tahun.

"Namun, proses seleksi tersebut selalu gagal karena semua Badan Usaha yang kita undang seleksi tidak ada yang menyampaikan dokumen seleksi," ungkap Mustika.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya