Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Gautam Adani menekankan bahwa melayani pelanggan adalah kunci kesuksesan bisnis. Dalam sebuah unggahan di akun X miliknya pada 8 Januari kemarin, Gautam Adani mengucapkan terima kasih atas pencapaian besar Bandara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj (CSMIA) di Mumbai.
Bandara ini telah meraih Akreditasi Level 5 dari Airports Council International (ACI) untuk "Pengalaman Pelanggan," menjadikannya bandara pertama di India dan ketiga di dunia yang menerima penghargaan bergengsi ini.
Advertisement
Baca Juga
Untuk diketahui, Bandara Mumbai dikelola oleh Adani Airport Holdings Limited yang merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang dimiliki oleh dari miliarder Gautam Adani.
Advertisement
Dikutip dari etnownews Minggu, (12/1/2025), Adani sebut bahwa penghargaan ini sebagai tonggak penting dan meminta seluruh karyawan bandara untuk terus mengutamakan kepuasan pelanggan.
"Tidak ada bukti kesuksesan bisnis yang lebih besar daripada kemampuan perusahaan melayani pelanggannya," tulisnya.
Bandara Mumbai meraih penghargaan ini karena pendekatan berbasis data, teknologi digital, dan fokus pada kenyamanan penumpang. CSMIA juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, dengan melayani 4,77 juta penumpang pada November 2024, termasuk 3,40 juta penumpang domestik dan 1,37 juta penumpang internasional.
Jeet Adani yang merupakan anak dari Gautam Madani dalam unggahannya, turut merayakan pencapaian ini sebagai langkah besar dalam mengukuhkan posisi Bandara Adani sebagai pemimpin global dalam pelayanan penumpang. Ia mengajak seluruh tim untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi para pelancong.
Dengan penghargaan ini, Bandara Mumbai menetapkan standar baru dalam pengalaman pelanggan dan terus berkomitmen untuk memberikan perjalanan yang lebih lancar dan menyenangkan bagi semua penumpang.
Miliarder Gautam Adani Kehilangan Rp 872,33 Triliun Imbas Tuduhan Kasus Suap
Sebelumnya, konglomerat India dari grup Adani mengatakan pada Rabu, 27 November 2024 telah kehilangan kapitalisasi pasar hampir USD 55 miliar atau sekitar Rp 872,33 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.860). Hal ini terjadi sejak jaksa AS pekan lalu menuding pendiri grup Adani yakni Gautam Adani dan pejabat lainnya telah menipu.
Mengutip Channel News Asia, dakwaan mengejutkan pada 20 November 2024 di New York, AS seiring tuduhan terhadap miliarder Gautam Adani dan beberapa bawahannya dengan sengaja menyesatkan investor global kalau bagian dari skema penyuapan.
Dikatakan kalau mereka telah merancang skema untuk menawarkan, melakukan dan menjanjikan untuk menyuap pejabat pemerintah India.
Grup Adani membantah hal tersebut. Dalam sebuah pernyataan pada Rabu pekan ini, sejak pemberitahuan dakwaan Departement of Justice (DoJ) AS,grup itu telah menderita kerugian hampir USD 55 miliar dalam kapitalisasi pasarnya di 11 perusahaan yang tercatat di bursa saham.
Gautam Adani (62) diduga telah berpartisipasi dalam skema suap senilai USD 250 juta atau sekitar Rp 3,96 triliun untuk mendapatkan kontrak pemerintah yang menguntungkan.
Advertisement
Bantahan
Grup Adani mengeluarkan bantahan keras dengan menyebut tuduhan tersebut “tidak berdasar”. Akan tetapi, hal itu memicu aksi jual besar-besaran saham Adani di Mumbai pada pekan lalu dengan beberapa kali penghentian perdagangan saham.
Saham Adani Enterprises naik 1,8 persen pada Rabu, 27 November 2024 tetapi perusahaan utama grup itu telah kehilangan lebih dari 20 persen kapitalisasi pasarnya sejak dakwaan tersebut dirilis.
Sebuah pernyataan pada Rabu menuturkan, kalau pejabat Adani "hanya didakwa” dengan penipuan sekuritas, konspirasi penipuan melalui penipuan sekuritas. Pernyataan itu membantah semua tuduhan itu.
Pernyataan itu mengatakan kalau tidak benar Gautam Adani dan keponakannya Sagar Adani telah didakwa dengan penyuapan dan korupsi.
Adapun Adani adalah sekutu dekat Perdana Menteri Narendra Modi dan pernah menjadi orang terkaya kedua di dunia, dan kritikus telah lama menuduhnya mengambil keuntungan secara tidak benar dari hubungan mereka.