Begini Cerita Petani di Merauke yang Makin Produktif Berkat Program Pemberdayaan Klaster Usaha BRI

Menurut Ketua Klaster Usaha Barokah Sayur, Fidayat Rahman, terbentuknya kelompok usaha di tahun 2023 ini berkat arahan dari seorang Mantri BRI bernama Agustina Etiwory atau yang akrab disapa Ina.

oleh Wuri Anggarini pada 20 Jan 2025, 10:43 WIB
Diperbarui 20 Jan 2025, 10:45 WIB
Program Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI Dorong Produktivitas Para Petani di Merauke
Para petani yang tergabung di Klaster Usaha Barokah Sayur Isano Mbias. (c) Istimewa... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bila mendengar nama Isano Mbias, sebagian masyarakat mungkin masih terasa asing. Wilayah yang satu ini merupakan sebuah perkampungan yang ada di kawasan Distrik Tanah Miring, Distrik Merauke, Papua Selatan. Desa ini sendiri masih identik dengan wilayah bernuansa alam, seperti hutan hingga lahan pertanian yang terhampar luas.

Lahan pertanian menjadi salah satu potensi desa yang mendominasi, sehingga banyak masyarakat yang bercocok tanam. Kisah menarik pun datang dari Klaster Usaha Barokah Sayur di Isano Mbias, di mana klaster ini terbentuk berkat pendampingan program pemberdayaan KlasterkuHidupku BRI yang meningkatkan produktivitas masing-masing anggota.

Menurut Ketua Klaster Usaha Barokah Sayur, Fidayat Rahman, terbentuknya kelompok usaha di tahun 2023 ini berkat arahan dari seorang Mantri BRI bernama Agustina Etiwory atau yang akrab disapa Ina.

“Awalnya saya pertama ketemu dengan Mbak Ina, beliau kan Mantri di sini. Dari beliau juga, saya diarahkan untuk membuat kelompok KlasterkuHidupku ini. Akhirnya saya mencari anggota yaitu saya sendiri dan 9 anggota lainnya dengan bimbingannya Mbak Ina juga. Jadi klaster ini pertama kali dibentuk pada 2023,” ungkap Fidayat.

Program Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI Dorong Produktivitas Para Petani di Merauke
Agustina Etiwory, Mantri BRI yang mendampingi Klaster Usaha Barokah Sayur di Isano Mbias. (c) Istimewa... Selengkapnya

Menurut Fidayat, kegiatan ekonomi masyarakat Isano Mbias sendiri kebanyakan bercocok tanam. Sebagian menjadi petani padi, ada juga yang menjadi petani sayur.

“Kalau untuk kegiatannya di masing-masing usaha karena kami punya lahan masing-masing. Tapi ada kalanya kami berkumpul untuk sharing demi kemajuan kelompok. Biasanya yang dibahas adalah bagaimana ke depannya supaya pertaniannya lebih baik lagi,” lanjutnya.

Sistem pertanian hortikultura adalah yang digunakan oleh para petani yang terkumpul dalam Klaster Usaha Barokah Sayur. Berbagai produk sayuran yang dikonsumsi sehari-hari menjadi komoditas utama mereka, seperti daun bawang, cabai, tomat, kubis, sawi dan masih banyak lagi.

Untuk pemasarannya sendiri sudah ada pengepul yang menerima hasil panen dari para petani untuk dijual atau didistribusikan kembali ke masyarakat. Namun, diakui Fidayat untuk omzetnya sendiri tidak menentu karena mengikuti harga pasar yang cenderung naik turun.

Program KlasterkuHidupku BRI Tingkatkan Kesejahteraan Anggota

Program Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI Dorong Produktivitas Para Petani di Merauke
Para petani yang tergabung dalam Klaster Usaha Barokah Sayur di Isano Mbias. (c) Istimewa... Selengkapnya

Fidayat dan anggota petani lainnya merasakan dampak yang lebih positif selama bergabung dalam program KlasterkuHidupku dari BRI. Berbagai bantuan diberikan oleh BRI, termasuk pembiayaan yang digunakan sebagai tambahan modal untuk masing-masing anggota dalam mengembangkan usahanya.

“Kelompok kami juga mendapatkan bantuan dari BRI seperti mesin cultivator, tangki semprot untuk spray dan alkon untuk pompa air lengkap dengan selangnya juga. Alat-alat ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas anggota kelompok,” lanjutnya.

Tak hanya bantuan pinjaman dan peralatan usaha, klaster tersebut juga mendapatkan pembinaan yang meningkatkan pengetahuan anggota. Mereka pernah mendapatkan pelatihan dalam mengatasi hama yang menurut Fidayat menjadi salah satu tantangan terbesar para petani Isano Mbias.

“Hama jadi salah satu tantangannya. Saat cuaca panas kalau kita tanam daun bawang, hama akan lebih susah diatasi. Dengan adanya pelatihan dari BRI yang kita dapat, kita bisa menambah wawasan,” jelasnya.

Sebagai ketua klaster, Fidayat mengaku sangat bersyukur dengan berbagai program BRI dalam mendukung para petani di wilayah tersebut. “Saya mengucapkan banyak terima kasih untuk BRI karena sudah memberikan dukungan kepada klaster usaha kami seperti alat-alat yang diberikan sehingga membantu produktivitas kami. Lalu kami juga mendapatkan pinjaman yang bisa menambah modal. Dengan adanya BRI, kami sangat terbantu,” ungkap Fidayat.

Ia pun berharap agar kerja sama dengan BRI bisa terus berjalan berkesinambungan dan para petani pun semakin dimudahkan jika membutuhkan bantuan. “Harapannya, ke depannya mudah-mudahan semakin dimudahkan jika membutuhkan bantuan modal, alat, dan bantuan lainnya. Semoga kerja samanya berjalan terus untuk membantu dan mengapresiasi petani yang lain,” tutup Fidayat.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pemberdayaan Klaster Usaha merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha, dalam satu wilayah sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

Hingga akhir Desember 2024 tercatat BRI telah memiliki 38.574 klaster usaha yang tergabung dalam program KlasterkuHidupku, dan 47,61% diantaranya merupakan klaster pertanian. Supari menambahkan bahwa program pemberdayaan klaster merupakan salah satu bentuk dukungan nyata komitmen BRI dalam mendukung Asta Cita terutama dalam mendorong swasembada pangan.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi,” kata Supari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya