Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tak ingin membebani kepala pemerintahan yang baru di 2014 dengan meninggalkan defisit anggaran yang besar.Â
Sebab itu, pemerintahan di bawah kepemimpinannya menetapkan dari total anggaran pendapatan negara Rp 1.662,5 triliun dan jumlah belanja negara Rp 1.816,7 triliun, maka defisit anggaran hanya sebesar Rp 154,2 triliun atau 1,49% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Jumlah defisit anggaran dalam RAPBN tahun 2014 tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan target defisit anggaran dalam APBNP tahun 2013 yang mencapai 2,38% dari PDB," kata Presiden dalam Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2014 di Gedung DPR, Jumat (16/8/2013).
Presiden mengatakan penurunan defisit anggaran ini penting untuk mewujudkan anggaran yang lebih sehat dan berimbang di masa yang akan datang.
Langkah itu merupakan bagian dari strategi untuk menjaga kesinambungan fiskal, namun tetap memberikan ruang bagi ekspansi, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Â
"Sebagai Kepala Pemerintahan yang insya Allah akan mengakhiri tugas di akhir Oktober tahun depan, saya tidak ingin memberikan beban kepada Presiden pengganti saya beserta pemerintahan yang dipimpinnya," kata Presiden.
Untuk membiayai defisit anggaran, pemerintah akan menggunakan sumber-sumber pembiayaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Langkah itu dilakukan dengan tetap berorientasi pada pembiayaan yang terjaga dan berkelanjutan, serta dengan menjaga risiko fiskal yang minimal.
Sumber utama pembiayaan dalam negeri akan tetap berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sedangkan sumber pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri berupa pinjaman program dan pinjaman proyek.
Selain itu, lanjut Presiden dalam tahun 2014, diupayakan penurunan rasio utang pemerintah terhadap PDB pada akhir tahun 2014 menjadi sekitar 22%-23%.
"Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pemerintah negara-negara berkembang lainnya, yang mencapai 33% terhadap PDB," tutur dia.
Rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah itu menjadi salah satu indikasi semakin kuatnya struktur ketahanan fiskal nasional. Hal ini juga sejalan dengan upaya kita untuk mencapai kemandirian fiskal yang berkelanjutan.
"Upaya ini memberi dampak kepada perbaikan peringkat utang Pemerintah, yang saat ini telah berada pada posisi investment grade. Untuk mempertahan-kan posisi itu, Pemerintah senantiasa menjaga pengelolaan utang yang hati-hati, transparan, dan kredibel, sesuai dengan standar internasional," tandas dia. (Pew/Fik)
Perkecil Defisit Anggaran, SBY Tak Mau Bebani Penggantinya
Presiden SBY mengaku tak ingin membebani kepala pemerintahan yang baru di 2014 dengan meninggalkan defisit anggaran yang besar.
diperbarui 16 Agu 2013, 16:19 WIBDiterbitkan 16 Agu 2013, 16:19 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
CIA: COVID-19 Lebih Mungkin Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China
Kevin Sanjaya Sukamuljo Turun Gunung, Hadapi Ahsan/Hendra di Laga Ekshibisi Perpisahan
Prabowo Akui Banyak Belajar dari PM India Narendra Modi soal Pemberantasan Kemiskinan
Libur Panjang Hemat, Ini Promo Dufan, TMII, hingga Taman Safari Januari 2025
Tanda Jantung Tak Sehat, 10 Hal Ini Menandakan Kadar Kolesterol Tinggi Tak Terkendali
Cara Membagi Warisan Menurut Islam: Panduan Lengkap dan Adil
Kumpulan Foto Hoaks Sepekan: Masjid Selamat dari Kebakaran di California hingga Gedung Facebook di Los Angeles Terbakar
BEI Pekan Ini: Bursa Karbon Internasional Diresmikan
Alex Pastoor Cuma Beli 5 Pemain di Bursa Transfer, Termahal Rp3,6 Miliar
KPK Geledah Rumah Djan Faridz, Punya Kekayaan hampir Rp 1 Triliun
Nicholas Saputra Ganti Profil IG Setelah 6 Tahun, Disebut Mirip Atta Halilintar
Polisi Ungkap Kasus Pemalsuan KUR, Tersangka Gunakan Data Orang Lain