Mogok, Perajin Tempe Tahu Rela Rugi Rp 200 Miliar

Aksi mogok produksi perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia juga membawa konsekuensi bagi mereka, selain bagi masyarakat.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Sep 2013, 11:19 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2013, 11:19 WIB
kedelai-melambung-130905b.jpg

Aksi mogok produksi perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia juga membawa konsekuensi bagi mereka, selain masyarakat yang tak bisa menikmati panganan berbahan baku kedelai ini sejak Senin (9/9/2013) sampai Rabu (11/9/2013) nanti.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifuddin, mengatakan perajin harus menanggung kerugian besar atas keputusan mereka. Nilainya hingga ratusan miliar.

"Secara hitungan kasar kerugian kita mogok dari pendapatan yang hilang selama 3 hari mencapai Rp 200 miliar," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (9/9/2013).

Dia memberikan gambaran hitungan kasar nilai kerugian tersebut. Dari total 115 ribu perajin di seluruh Indonesia, setiap bulan menyerap sekitar 132 ribu ton kedelai. Dengan aksi mogok selama 3 hari, maka kedelai yang tidak diolah sebesar 13 ribu ton.

Selanjutnya, tutur dia, dari 13 ribu ton ini jika diproduksi akan menjadi 20 ribu ton dalam bentuk tempe dan tahu. "Jika harga tempe sekitar Rp 10 ribu maka hitungan pendapatan yang hilang hingga Rp 200 miliar," tutur dia.

Sebab itu, kata dia, perajin telah jauh-jauh hari mengumumkan aksi mogok kepada masyarakat maupun perajin di seluruh Indonesia.

Langkah ini agar masyarakat siap tak mengkonsumsi tempe dan tahu. Ini juga memberikan perajin kesempatan menyiapkan keuangan lebih untuk menghidupi diri mereka dan keluarganya aksi mogok berlangsung selama tiga hari.

"Selama mogok kami juga beres-beres tempat kerja, memperbaiki saluran air dan lainnya dan berdoa supaya kedelai turun," tutur dia.

Aip mengungkapkan, aksi mogok ditujukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah agar memperhatikan nasib perajin tahu tempe dengan cara segera menstabilkan harga kedelai di dalam negeri.

Hal ini juga meminta pengertian dan menggugah hati masyarakat, memahami jika para perajin atau pedagang terpaksa harus menaikkan harga jual tempe atau tahu yang mereka produksi. (Nur)





POPULER

Berita Terkini Selengkapnya