Pengusaha mebel dan kerajinan meminta pemerintah menerapkan larangan ekspor bahan baku rotan yang bisa menghentikan penyelundupan komoditas hasil hutan tersebut ke luar negeri. Pelarangan juga bisa membuat Indonesia menjadi penghasil produk rotan terbesar di dunia.
"Kalau seandainya kita sudah tidak melakukan ekspor bahan baku rotan dan tidak terjadi kebocoran seperti dengan adanya penyelundupan bahan baku rotan, kita sudah bisa jadi produsen produk rotan terbesar di dunia," ujar Anggota Dewan Pakar Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Yos S Theosabrata disela Dialog Nasional Kebijakan Perkuatan Lingkungan Usaha Rotan Ramah Lingkungan di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Yos mengatakan, sebagai penghasil bahan baku rotan terbesar yang mencapai 85% dari total produksi dunia, sangat tidak bijak jika pemerintah terus melakukan pembiaran ekspor bahan baku rotan ke luar negeri.
Apalagi, kata Yos, industri pengolahan rotan saat ini tengah mengalami kekurangan bahan baku. Salah satu penyebabnya karena pengumpul bahan baku rotan kini lebih tertarik memproduksi kelapa sawit atau karet yang nilai jualnya lebih tinggi dan menguntungkan.
"Produsen saat ini kekurangan bahan baku, permintaan banyak tetapi terjadi distorsi, kita melihat salah satunya untuk mengambil rotan sudah tidak terlalu menarik bagi pengumpul. Ini karena hasilnya tidak seberapa dibanding kelapa sawit atau karet yang harganya meningkat, ini menyebabkan mereka beralih," tutur dia.
Sebab itu, dia menilai pembukaan keran ekspor dinilai hal bodoh karena tidak bermanfaat. Padahal, Indonesia dikatakan bisa membuat produk bernilai tambah yang berdaya jual tinggi. "Sedangkan mineral saja sekarang harus diproses dulu tidak boleh diekspor mentah," tutur dia.
Sejak pemberlakuan Peraturan Menteri (Permen) Perdagangan nomor 35 tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan yang melarang ekspor rotan mentah, rotan asalan, dan rotan setengah jadi, telah meningkatkan nilai ekspor produk rotan pada 2012 hingga mencapai US$ 202 juta dari tahun sebelumnya US$ 168 juta. Namun nilai produk ekspor rotan olahan pada periose Januari-Juli tahun ini baru mencapai US$ 96 juta. (Dny/Nur)
Perajin Kekurangan Rotan Gara-gara Pengumpul Tergiur Sawit
Pengusaha mebel dan kerajinan meminta pemerintah menerapkan larangan ekspor bahan baku rotan yang bisa menghentikan penyelundupannya.
diperbarui 18 Nov 2013, 15:36 WIBDiterbitkan 18 Nov 2013, 15:36 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Minyak Turun Tipis di Tengah Gencatan Senjata Israel-Hezbollah
Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 28 November 2024, Ada BRMS hingga SSIA
Threads Kantongi 35 Juta Penguna Baru pada November 2024
Masuk PNS Hasil Nyogok, Apakah Gaji Selamanya Haram? Simak Penjelasan Buya Yahya
6 Fakta Menarik Gunung Buyung di Bandung, Jalur Pendakian Lewati Hutan Bambu dan Rotan
Borussia Dortmund Petik Poin Sempurna di Markas Dinamo Zagreb
Top 3 News: Jelang Nataru, Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen
Apa Itu Sifat Hedonisme: Memahami Gaya Hidup yang Mengutamakan Kesenangan
Hasil Quick Count Terupdate Pilkada 2024 DKI Jakarta dari 3 Lembaga Survei Terpercaya, Siapa Lebih Unggul?
Cara Meredakan Sakit Perut Saat Haid, Panduan Lengkap untuk Wanita
Ciliwung Meluap, 10 RT di Kampung Melayu Terendam Banjir hingga 2,5 Meter
Unik, Pria Ini Dapat Rp 762 Juta Gara-Gara Tidur di Kantor