Rawan Diselewengkan, Mobil Pengguna Solar Harus Pakai RFID

"Harusnya RFID itu dipasang di mobil yang pakai solar, sebab penyelundupan terbesar itu solar," jelas Sekretaris BPH Migas Djoko Siswanto.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Nov 2013, 17:50 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2013, 17:50 WIB
rfid-131012b.jpg
Tingginya penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar membuat Badan Pengatur Hilir (BPH Migas) lebih ketat dalam mengawasi pendistribusiannya.

Sekretaris BPH Migas Djoko Siswanto menyarankan agar PT Pertamina (Persero) lebih memperioritaskan kendaraan yang menggunakan solar sebagai target utama pemasangan Sistem Monitoring Pengendalian (SMP) dengan memakai alat Radio Frequency Identification (RFID)

"Harusnya RFID itu dipasang di mobil yang menggunakan solar, karena penyelundupan paling besar itu solar," kata Djoko di kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (18/10/2013).

Djoko mengungkapkan, penyebab utama yang membuat solar lebih banyak menjadi incaran oknum penyeleweng karena disparitas yang terlalu tinggi antara solar subsidi dengan solar nonsubsidi. Solar subsidi seharga Rp 5.500 per liter, sedangkan solar non subsidi mencapai Rp 11 ribu per liter.

"99% penyelundupan terjadi di solar, premium hanya 1 %," tutur Djoko.

Dia menuturkan, solar subsidi yang diselewengkan tersebut rata-rata dipasok untuk dua sektor yaitu ke sektor perkapalan dan yang kedua disewengkan untuk sektor industri.

"Ini ke industri dan ke kapal. Ke luar negeri sudah jarang," tegasnya.

Djoko mengungkapkan, kedua sektor tersebut menjadi penadah solar subsidi karena ada Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 1 Tahun 2013 yang melarang kapal logistik dan industri menggunakan BBM bersubsidi.

"Kenaikan harga, program Permen dan kami lakukan penindakan," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya