Wamendag: Meski Kenegaraan Bermasalah Semoga Bisnis Tidak

Aksi penyadapan yang menimpa pemimpin negara ini memang akan membuat masalah dari sisi politik dan kenegaraan tapi tidak untuk bisnis.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Nov 2013, 12:22 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2013, 12:22 WIB
wamendag-bayu-khrisnamurti-131022b.jpg
Kekhawatiran Australia jika Indonesia akan mulai mengendurkan kerjasama bisnis seiring aksi penyadapan yang dilakukan badan Intelijen Australia kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat lainnya bisa jadi tak terjadi.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisna Murthi mengatakan, aksi penyadapan yang menimpa pemimpin negaraini memang akan membuat masalah dari sisi politik  dan kenegaraan.

"Meskipun secara politik dan kenegaraan masalah," kata Bayu dalam Market Review & Outlook 2014 Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia, di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (20/11/2013).

Namun untuk urusan bisnis, munurut Bayu aksi penyedapan tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan kedua negara. Ini karena bisnis yang dilakukan berbentuk Business to Business (b to b).

"Mudah- mudahan situasi Australia tidak menggangu trading, kalau dilihat bisnis tidak akan terganggu karena b to b," ungkapnya.

Masih lancarnya hubungan bisnis kedua negara tersebut diprediksi tidak akan menyebabkan peningkatan inflasi Indonesia, meski penyadapan tersebut menciderai hubungan kenegaraan.

Meski begitu, Bayu menyarankan, pemerintah Australia meminta maaf kepada pemerintah Indonesia atas aksi penyadapan tersebut.

Badan mata-mata Australia tak hanya menyadap pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saja. Sejumlah orang dekat SBY juga menjadi target penyadapan mata-mata negeri kanguru tersebut. (Pew/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya