Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada postur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014, terutama anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan pembayaran utang.
Meski begitu, dia belum dapat menyebut secara pasti mengenai besaran perubahan anggaran tahun depan. "Nanti mesti dilihat seberapa besar karena 2014 kan belum mulai. Kami mesti melihat sensitifitasnya dulu," ungkapnya di Jakarta, seperti ditulis Kamis (28/11/2013).
Chatib mengaku, pelemahan rupiah akan memberikan tekanan terhadap subsidi BBM maupun pembayaran utang. "Tapi paling signifikan biasanya subsidi BBM karena pengaruh harga minyak dan lifting yang turun, selain kurs," jelasnya.
Dalam postur RAPBN 2014 yang ditetapkan Badan Anggaran (Banggar) DPR, pendapatan negara tercatat Rp 1.667,10 triliun, penerimaan dalam negeri Rp 1.665,70 triliun, penerimaan perpajakan Rp 1.280,30 triliun, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 370,70 triliun dan penerimaan dari hibah Rp 1,3 triliun.
Transfer daerah mencapai Rp 592,5 triliun dari asumsi pemerintah Rp 586,4 triliun dengan total anggaran pendidikan Rp 368 triliun untuk tahun depan. Jadi defisit anggaran 2014 naik menjadi Rp 175,35 triliun dari asumsi awal Rp 154,2 triliun atau sebesar 1,69% terhadap PDB.
Chatib Basri menuturkan, belanja subsidi energi melonjak Rp 44,1 triliun dari RAPBN 2014 sebesar Rp 284,7 triliun menjadi Rp 328,7 triliun di estimasi tahun depan.
"Sedangkan estimasi subsidi BBM, bahan bakar nabati (BBN) dan LPG menjadi Rp 230,8 triliun atau naik Rp 35,9 triliun dari RAPBN 2014 sebesar Rp 194,9 triliun," katanya. (Fik/Ndw)
Meski begitu, dia belum dapat menyebut secara pasti mengenai besaran perubahan anggaran tahun depan. "Nanti mesti dilihat seberapa besar karena 2014 kan belum mulai. Kami mesti melihat sensitifitasnya dulu," ungkapnya di Jakarta, seperti ditulis Kamis (28/11/2013).
Chatib mengaku, pelemahan rupiah akan memberikan tekanan terhadap subsidi BBM maupun pembayaran utang. "Tapi paling signifikan biasanya subsidi BBM karena pengaruh harga minyak dan lifting yang turun, selain kurs," jelasnya.
Dalam postur RAPBN 2014 yang ditetapkan Badan Anggaran (Banggar) DPR, pendapatan negara tercatat Rp 1.667,10 triliun, penerimaan dalam negeri Rp 1.665,70 triliun, penerimaan perpajakan Rp 1.280,30 triliun, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 370,70 triliun dan penerimaan dari hibah Rp 1,3 triliun.
Transfer daerah mencapai Rp 592,5 triliun dari asumsi pemerintah Rp 586,4 triliun dengan total anggaran pendidikan Rp 368 triliun untuk tahun depan. Jadi defisit anggaran 2014 naik menjadi Rp 175,35 triliun dari asumsi awal Rp 154,2 triliun atau sebesar 1,69% terhadap PDB.
Chatib Basri menuturkan, belanja subsidi energi melonjak Rp 44,1 triliun dari RAPBN 2014 sebesar Rp 284,7 triliun menjadi Rp 328,7 triliun di estimasi tahun depan.
"Sedangkan estimasi subsidi BBM, bahan bakar nabati (BBN) dan LPG menjadi Rp 230,8 triliun atau naik Rp 35,9 triliun dari RAPBN 2014 sebesar Rp 194,9 triliun," katanya. (Fik/Ndw)