Pramono Anung Bakal Beri Sanksi ke Pihak Penyebab Kemacetan Horor di Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Priok menjadi momok dalam dua hari terakhir, bagaimana tidak, kemacetan horor yang membuat pengendara yang berada di Jakarta Utara tersebut tidak bergerak sama sekali.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 19 Apr 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2025, 15:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menggelar open house Idul Fitri 1446 Hijiriah di rumah dinas kawasan Taman Suropati, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Ika Defianti)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menggelar open house Idul Fitri 1446 Hijiriah di rumah dinas kawasan Taman Suropati, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Ika Defianti)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok menjadi momok dalam dua hari terakhir, bagaimana tidak, kemacetan horor yang membuat pengendara yang berada di Jakarta Utara tersebut tidak bergerak sama sekali.

Tidak tanggung-tanggung, seorang pengguna jalan yang melintasi wilayah tersebut mengaku terjebak selama 4 jam.

"Saya tidak melihat berita (antrean truk) Priok, saya kejebak 4 jam stuck asli deh," keluh Dea saat ditanya Liputan6.com, Sabtu (19/4/2025).

Merespons hal tersebut, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku tidak akan tinggal diam. Sebagai kepala daerah, Pramono merasa bertanggung jawab atas apa yang menimpa warganya akibat kejadian terkait.

Dia mengaku akan memberi teguran langsung kepada pihak terkait usai memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan melakukan monitoring.

"Saya sudah meminta kepada dinas perhubungan maupun nanti saya sendiri akan memberikan peringatan sekeras-kerasnya. Bentuknya apa sedang kita rumuskan," tegas Pramono Anung di Jakarta hari ini.

Pramono menganalisa, berdasarkan teknis manajemen dilakukan NPCT-1 sebagai pengelola truk di pelabuhan, terdapat hal dipaksakan dari kapasitas normal.

"Jadi begini, seperti kita ketahui bahwa Tanjung Priok itu kapasitasnya 2.500 truk per hari.Kemarin dipaksakan 4.000 truk per hari. Yang mengelola yang namanya NPCT-1. Ini kan yang selalu dan di bawah Pelindo," jelas Pramono.

 

Sudah Dicek

Namun setelah dilakukan pemeriksaan lapangan, nyatanya bukan 4.000 truk melainkan 7.000 truk perhari. Akibatnya, tidak ada ruang bagi kendaraan lain bergerak dan membuat kemacetan yang sangat luar biasa.

"Saya sudah minta untuk kepala dinas melakukan cek lapangan. Setelah dilakukan pengecekan lapangan memang di dalamnya terjadi jam (macet) gak bergerak dan bukan 4.000 truk per hari ternyata 7.000 per hari," ungkap Pramono.

Pramono mengakui, Pelindo secara resmi telah menyampaikan permintaan maaf kepadanya dan seluruh pihak terdampak. Dia pun meminta hal itu tidak boleh terjadi kembali.

"Tidak boleh terjadi kembali. Untuk itu sebagai Gubernur Jakarta saya mohon maaf. Saya mohon maaf kejadian ini, Walaupun itu bukan tanggung jawab pemerintah Jakarta. Pemerintah Jakarta mendapatkan ekses dari kejadian itu yang luar biasa," dia menandasi.

Pelindo Beri Kompensasi

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memberikan sejumlah kompensasi, termasuk biaya masuk dan biaya tol, untuk mengurai kemacetan di sejumlah ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Kompensasi yang diberikan adalah menambah waktu pembatasan bagi truk yang masuk kawasan pelabuhan, kami juga tidak tarik biaya lagi bagi akses gate (pintu) yang kedaluwarsa," kata Executive Director Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia Drajat Sulistyo didampingi Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan M Takwin di Jakarta, Jumat (18/4/2025).

Ia mengatakan pembebasan biaya Surat Penarikan Peti Kemas atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/TILA) ini sangat membantu pengendara kargo.

Pihaknya melepas gate agar pengendara truk angkutan peti kemas bisa melakukan tapping dan di waktu kendaraan terjebak (stuck) diarahkan ke jalan tol. "Biaya tol juga kami bantu agar kendaraan bisa masuk jalur tol," kata dia.

Selain itu pihaknya juga memberikan bantuan konsumsi kepada pengendara kargo yang terjebak kemacetan panjang tersebut. "Ini kami lakukan sejak kemacetan terjadi," kata Drajat.

Ia mengatakan antrean panjang ini disebabkan adanya peningkatan volume bongkar muat barang di Terminal NPCT1 dan sejumlah terminal lainnya setelah adanya tiga kapal kargo yang sandar di pelabuhan tersebut.

"Kapal mengalami delay dan terjadi peningkatan bongkar muat," kata dia.

Ia mengatakan setiap sopir truk kontainer yang akan masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok ini sudah memiliki dokumen pengambilan peti kemas. "Kalau tidak ada dokumen tentu tidak boleh masuk," kata dia.

Memang terjadi peningkatan kendaraan dari kapasitas 2.500 di terminal NPCT1 menjadi 4.200 kendaraan sehingga menimbulkan penumpukan dan menyebabkan kemacetan panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya