Bukan rahasia lagi, China merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat. Sayangnya, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini memiliki masalah utang yang terus membengkak.
Seperti dikutip dari Money CNN, (27/12/2013), The Chinese Academy of Social Sciences mengatakan, utang pemerintah lokal negara ini mencapai US$ 3,3 triliun hingga akhir 2012.
Hingga saat ini utang China diprediksi mencapai US$ 4,6 triliun atau setara Rp 56.419 triliun (Kurs: 12.265 per dolar AS).
Jumlah utangnya setara dengan 53% dari produk domestik bruto (PDB) China sendiri. Negeri Tirai Bambu ini tengah berjuang mengatasi utang pemerintah lokal yang berasal dari kredit mudah dan pemberian stimulus.
Dalam laporannya dikatakan, utang pemerintah lokalnya berjumlah dua kali lipat dari tiga tahun lalu. Semuanya terungkap saat China melakukan audit utang di seluruh penjuru negeri. Sementara hasil audit utang pemerintah yang dilakukan pada Juli, masih belum dirilis hingga sekarang.
Namun untuk saat ini, utang pemerintah lokal China masih lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya seperti Inggris, Perancis, Jepang, Jerman dan Spanyol. Yang lebih menakutkan adalah saat seluruh utang pemerintah China diakumulasi.
Peningkatan utang China dipicu kredit murah yang diberikan pada pemerintah daerah untuk mendanai sejumlah proyek infrastruktur besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kredit yang tersebar bagai jamur di musim hujan tersebut seringkali memicu kekhawatiran munculnya krisis finansial di negara berkembang lain. Sementara di China, muncul ketakutan bahwa dana tersebut tidak dialokasikan dengan tepat dan memperbesar utang negara.
Meskipun pemerintah China mengatakan tingkat utangnya masih dalam tahapan wajar, tapi ekonom Societe Generale Wei Yao mengatakan, pelunasannya merupakan tujuan utama kebijakan negara.
"Dengan kondisi utang yang melimpah, kami tak memprediksi adanya peningkatan lingkungan kredit domestik di China. Hasilnya jumlah utang masih bisa lebih tinggi," ungkap Wei.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi China tercatat melambat. PDB China diprediksi hanya akan menembus 7,6% pada 2013 menurun dari 7,8% pada 2012, 9,3% pada 2011, dan 10,4% pada 2010.
Mengurangi laju pemberian kredit akan tetap menjadi tantangan utama bagi China jika ingin mempertahankan pertumbuhannya.(Sis/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Seperti dikutip dari Money CNN, (27/12/2013), The Chinese Academy of Social Sciences mengatakan, utang pemerintah lokal negara ini mencapai US$ 3,3 triliun hingga akhir 2012.
Hingga saat ini utang China diprediksi mencapai US$ 4,6 triliun atau setara Rp 56.419 triliun (Kurs: 12.265 per dolar AS).
Jumlah utangnya setara dengan 53% dari produk domestik bruto (PDB) China sendiri. Negeri Tirai Bambu ini tengah berjuang mengatasi utang pemerintah lokal yang berasal dari kredit mudah dan pemberian stimulus.
Dalam laporannya dikatakan, utang pemerintah lokalnya berjumlah dua kali lipat dari tiga tahun lalu. Semuanya terungkap saat China melakukan audit utang di seluruh penjuru negeri. Sementara hasil audit utang pemerintah yang dilakukan pada Juli, masih belum dirilis hingga sekarang.
Namun untuk saat ini, utang pemerintah lokal China masih lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya seperti Inggris, Perancis, Jepang, Jerman dan Spanyol. Yang lebih menakutkan adalah saat seluruh utang pemerintah China diakumulasi.
Peningkatan utang China dipicu kredit murah yang diberikan pada pemerintah daerah untuk mendanai sejumlah proyek infrastruktur besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kredit yang tersebar bagai jamur di musim hujan tersebut seringkali memicu kekhawatiran munculnya krisis finansial di negara berkembang lain. Sementara di China, muncul ketakutan bahwa dana tersebut tidak dialokasikan dengan tepat dan memperbesar utang negara.
Meskipun pemerintah China mengatakan tingkat utangnya masih dalam tahapan wajar, tapi ekonom Societe Generale Wei Yao mengatakan, pelunasannya merupakan tujuan utama kebijakan negara.
"Dengan kondisi utang yang melimpah, kami tak memprediksi adanya peningkatan lingkungan kredit domestik di China. Hasilnya jumlah utang masih bisa lebih tinggi," ungkap Wei.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi China tercatat melambat. PDB China diprediksi hanya akan menembus 7,6% pada 2013 menurun dari 7,8% pada 2012, 9,3% pada 2011, dan 10,4% pada 2010.
Mengurangi laju pemberian kredit akan tetap menjadi tantangan utama bagi China jika ingin mempertahankan pertumbuhannya.(Sis/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com