Fitch Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Terbesar pada 2014

Fitch Ratings memprediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia sebesar 6,5% pada 2014.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 10 Jan 2014, 15:23 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2014, 15:23 WIB
fithrating-4-140110b.jpg
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings memprediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia sebesar 6,5% pada 2014. Proyeksi laju pertumbuhan itu masih merupakan yang tercepat dibandingkan kawasan lain di dunia.

Namun seperti mengutip laporan resmi Fitch, Jumat (10/1/2014), angka tersebut menunjukkan laju pertumbuhan paling lamban sejak krisis Asia pada 1998. Terlebih lagi jika raksasa ekonomi seperti China dan India menjadi pengecualian, lembaga global itu memprediksi pertumbuhan Asia hanya mampu bergerak di level 5,1%.

Sejumlah faktor yang menekan prospek pertumbuhan Asia khususnya di kawasan ASEAN diantaranya siklus kredit yang kian matang, lambatnya pertumbuhan di China dan anjloknya harga-harga komoditas.  

Sementara itu, negara-negara yang membutuhkan dana eksternal tinggi dan tidak memiliki kerangka kebijakan yang kuat akan jauh lebih berisiko menghadapi program pengurangan dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Dalam laporannya, Fitch mengungkapkan, pengelolaan kebijakan merupakan kunci utama dalam mempertahankan profil kredit dari berbagai tekanan tersebut, khususnya bagi Indonesia dan India.

Sementara itu, pengetatan peredaran dolar juga menguji kemampuan negara-negara di kawasan Asia untuk bertahan dari pengaruh isu eksternal. Meski demikian, menurut lembaga global tersebut, penguatan kepemilikan kekayaan negara sejak krisis 1998 harus menjadi pelajaran dalam mengatasi berbagai tantangan yang melanda.

Hingga saat ini, tujuh dari sembilan negara berkembang penguasa ekonomi Asia berada pada level proyeksi stabil. Sebaliknya, Malaysia justru mendapat proyeksi negatif dengan nilai A-. Itu karena Malaysia menghadapi risiko defisit fiskal dan transaksi berjalan.

Tahun ini, ketegangan politik di beberapa negara termasuk Thailand juga akan menjadi risiko tersendiri bagi pertumbuhan ekonominya. Sementara Indonesia dan India yang sama-sama akan menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) juga akan menghadapi risiko serupa.

Ketidakpastian kondisi politik domestik juga dapat berdampak pada profil kredit dan bergantung pada reformasi yang diterapkan pemerintah masing-masing. Reformasi struktural untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dapat memperkuat profil kredit ke level positif di Asia. (Sis/Ahm)

Baca Juga:

6 Ancaman Ekonomi yang Menghantui Negara-negara Asia

Fitch Ratings Beri Prospek Stabil untuk Obligasi Global RI


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya